Cara Menyikapi Anak yang Mulai Mengenal Pacaran

Jam : 02:13 | oleh -508 Dilihat

Jakarta, ToeNTAS.com,- Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan mengenai foto anak yang sedang menggandeng dan memeluk lawan jenisnya (pacar) di media sosial. Mirisnya, kejadian tersebut terjadi pada anak SD dan SMP yang seharusnya di usia tersebut mereka hanya sibuk belajar dan bermain. Gaya pacaran anak sekarang memang perlu diperhatikan dengan baik, dengan pemikirannya yang belum matang dan masa puber yang terjadi lebih cepat, orangtua mana yang tak ketar-ketir saat mengetahui anaknya telah berpacaran.

Sebagai orangtua yang hidup di zaman yang serba canggih dan modern seperti sekarang ini, kita perlu menyadari bahwa zaman sudah berubah. Masa yang dilalui anak-anak kita tidak sama dengan masa yang dilalui oleh orangtuanya. Dalam hal ini, orangtua memiliki peranan penting untuk bisa menyikapi anak yang telah mengenal pacaran lebih dini dari usia seharusnya.

Saat ini, pacaran memang sudah mewabah di dunia anak remaja. Fenomena tersebut sangat sulit dibendung, lingkungan tentu saja sangat berpengaruh, khususnya lingkungan sekolah. Para guru tidak bisa mengontrol kegiatan para siswa siswinya lebih detail, sehingga orangtualah yang harus lebih aktif memberikan pengarahan, proteksi dan pengertian agar anak selalu berada pada trek yang seharusnya. Faktor terbesar yang mempengaruhi fenomena ini juga terletak pada pengaruh media dan tayangan televisi yang semakin hari semakin tidak mendidik dengan banyaknya siaran yang jauh dari nilai dan norma sosial. Hal ini diperparah dengan maraknya lagu-lagu percintaan dan jejaring sosial yang aktivitasnya tak terkendali.

Agar tidak memperparah kondisi generasi muda Indonesia, maka peranan orangtua sangat diperlukan dalam hal ini. Pola asuh, pola pendidikan dan pengawasan yang baik harus senantiasa diberikan agar anak memiliki pengertian dan pemahanan yang baik mengenai pacaran. Lalu bagaimana menyikapi dan menghadapi anak yang sudah mengenal pacaran dan gaya pacarannya yang kini semakin memprihatinkan? Berikut tipsnya.

Jalin Komunikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah yang terjalin antara anak dan orangtuanya akan sangat membantu membangun rasa kepercayaan dan kedekatan dengan sang anak. Kedekatan akan membantu mereka lebih terbuka dalam mencurahkan dan mengekspresikan perasaannya. Ketika anak mulai meyinggung pacaran, sebaiknya tanyakan mengapa dia ingin berpacaran. Ketertarikan secara fisik terhadap lawan jenis sebenarnya merupakan naluri bawaan yang tidak bisa dihindari, Anda hanya perlu menanamkan konsep “best friend” pada teman lawan jenisnya dan berikan penjelasan yang baik mengenai pacaran. Berikan gambaran pacaran yang tidak menyalahi aturan norma sosial dan norma agama.

Jelaskan Batasan dan Untung Rugi Berpacaran

Kebanyakan anak menganggap bahwa pacaran akan menambah semangat belajar dan hidup, padahal banyak efek negatif dari pacaran. Tugas kita sebagai orangtua adalah memberikan pemahaman bahwa pacaran juga bisa membawa petaka pada hidupnya. Ceritakan efek buruk akibat pacaran yang kebanyakan hanya mengganggu aktivitas belajar dan semangat hidup yang malah menjadi kendor, sebisa mungkin ambil contoh dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar agar anak lebih mengetahui kenyataannya. Jelaskan pula batasan berpacaran, bagaimana dampaknya jika ia nekad melanggar batasan tersebut. Tidak lupa untuk menberikan pengarahan dari berbagai sudut pandang seperti norma agama, norma sosial, kesopanan dan kesusilaan.

Awasi Pergaulannya

Pergaulan bisa menjadi faktor pendorong untuk anak melakukan pacaran, lingkungan yang tidak baik tentu akan semakin memperburuk keadaan. Agar hal tersebut tidak terjadi, coba perkenalkan anak pada sebuah komunitas yang baik. Awasi kegiatan dan pergaulan anak ketika mengikuti kegiatan yang tidak jelas, insting seorang ibu biasanya lebih kuat dan manfaatkan insting tersebut dengan tepat.

Berikan Pendidikan Seks yang Tepat

Pendidikan seks memang masih tabu untuk dibicarakan di masyarakat kita, namun ketika anak sudah menjalin hubungan dengan lawan jenis Anda harus lebih gencar menerangkan kehamilan pra-nikah, sebab akibat seks bebas, penyebaran HIV AIDS dan penyakit kelamin yang berbahaya. Berikan pengarahan sejak dini, agar perilaku seks anak tidak menyimpang. Rasa keingintahuan yang tinggi terhadap lawan jenis perlu diarahkan dengan baik agar tak merusak masa depan kedua belah pihak. Harapan dari pendidikan seks yang tepat, anak dapat memahami aspek negatif yang perlu dihindari jika mereka berpacaran.

Manfaatkan Teknologi

Untuk membantu dalam megawasi anak, maka kita bisa memanfaatkan tekologi. Oleh karena itu, hendaknya para orangtua tidak gaptek. Ketika anak memiliki akun jejaring sosial, maka Anda ikuti dengan membuat akun jejaring sosial agar bisa tetap mengawasi perteman mereka. Sewaktu-waktu Anda bisa menyamar sebagai orang lain sehingga bisa mengetahui gerak-gerik sang anak. Namun di samping hal itu, saat mereka mengakses internet, coba tanamkan etika ijin dan keterbukaan. Khusus untuk handphone, berikan pengertian bahwa kepemilikannya haruslah sesuai dengan kebutuhan. Berikan sesuatu sesuai pemahaman dan asas pemanfaatan yang baik dan benar. Mungkin Anda bisa memberikan pilihan untuk memakai HP orangtua sebelum memutuskan untuk memberikannya gadget agar tetap bisa diawasi pemakaiannya.

Perkuat Do’a

Agar anak tidak mudah terjebak kepada pergaulan yang tidak diinginkan dan fenomena pacaran yang semakin meluas, maka mendo’akan mereka adalah solusi terakhir yang bisa dilakukan. Mohonlah perlindungan kepada Tuhan agar anak dijaga dan terhindar dari akibat pacaran yang tidak sehat dan membahayakan.

Kesimpulannya, orangtua harus menyiapkan waktu untuk anaknya agar bisa mendengar cerita dan keluh kesahnya. Sehingga orangtua bisa memantau bagaimana kondisi anak dan mulai mengarahkan jika mereka mulai berada di jalur yang tidak seharusnya. Jika orangtua gagal menanamkan konsep “best friend”, sebaiknya anak diberi peringatan agar tidak terlalu dekat dengan lawan jenisnya apalagi jika si anak mulai memiliki keinginan untuk menggandeng atau memeluk lawan jenis yang dijadikan pacarnya. Penanaman nilai, norma dan akhlak sejak kecil sangat penting untuk diterapkan agar nantinya bisa menjadi filter saat mereka diserang berbagai informasi yang tidak baik. (b.c/sari)