Bursa Cawapres 2019 Versi LSI: AHY, Gatot, Moeldoko, Cak Imin, BG

Jam : 10:38 | oleh -97 Dilihat

Jakarta, ToeNTAS.com,- Bursa calon wakil presiden di Pilpres 2019 belum terprediksi. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut nama KSP Moeldoko berpotensi maju sebagai cawapres di Pilpres 2019.

Survei digelar dalam periode 7-14 Januari 2018 dengan metode multistage random sampling. Ada 1.200 responden yang disurvei. Margin of errorsurvei 2,9 persen. Metode wawancara adalah tatap muka dan menggunakan kuesioner.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby menyebut saat ini cawapres 2019 yang bermunculan berasal dari 5 latar belakang, yaitu militer, Islam, partai politik, pemimpin daerah, dan profesional. Nama Moeldoko disebut-sebut akan menjadi kejutan tersendiri, terlebih setelah mantan Panglima TNI itu masuk jajaran Kabinet Kerja Jokowi-JK.

“Untuk wapres berlatar belakang militer, tiga nama ini paling menonjol. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan popularitas sebesar 71,2%, Gatot Nurmantyo dengan popularitas sebesar 56,5%, dan Moeldoko dengan popularitas 18,0%,” ujar Adjie, Jumat (2/2/2018).

“Meskipun popularitas Moeldoko masih rendah, namun masuknya Moeldoko dalam kabinet Jokowi membuka peluang memainkan langkah gambit,” imbuhnya.

Adjie lalu menyebut nama-nama cawapres yang berlatar belakang Islam. Dia mengatakan ada 2 nama yang berpeluang dibanding tokoh yang lain.

“Kedua nama tersebut Muhaimin Iskandar (Cak Imin) popularitasnya sebesar 32,4 %. Cak Imin sudah pula mulai aktif melakukan sosialisasi sebagai cawapres dan, satu lagi, TGH M Zainul Majdi (TGB), yang popularitasnya sebesar 13,9 %. Sungguhpun tingkat pengenalan Zainul Majdi masih rendah, namun tingkat kesukaan publik yang mengenalnya sangat tinggi, di atas 70 persen,” paparnya.

Ada dua cawapres dari latar belakang partai politik yang disebut Adjie. Mereka adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan. Meski Budi Gunawan saat ini menjabat Kepala BIN, Adjie mengatakan sejarah membawanya melambung dengan simbol PDIP.

“Cawapres berlatar belakang partai hanya dimasukkan PDIP dan Golkar karena kedua partai ini punya kekuatan bargaining lebih besar dibanding partai lain,” ucap dia.

Disebut Adjie, pemimpin di provinsi strategis di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, juga berpeluang maju dalam bursa cawapres. Namun hanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sementara ini muncul karena sisa provinsi lain belum melakukan pemilihan. Keempat daerah ini disebut strategis karena populasi pemilih besar. Keempat daerah ini juga punya daya tarik media.

“Selesai Pilkada 2018 nanti, gubernur baru yang terpilih di Jabar, Jateng, dan Jatim potensial pula menjadi kandidat wapres yang seksi,” sebut Adjie.

Soal cawapres dari kalangan profesional, dia merinci 4 nama. Ada 2 nama yang berasal dari Kabinet Kerja Jokowi, yaitu Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Menkeu Sri Mulyani. Hadir pula dua nama di luar kabinet, yaitu pengusaha Chairul Tanjung dan Aksa Mahmud. (det.c/riza)