Selisih PKS Soal Coattail Effect Sandiaga

Jam : 03:11 | oleh -117 Dilihat

Jakarta, ToeNTAS.com,- Presiden PKS Sohibul Iman memerintahkan seluruh anggota DPR RI Fraksi PKS untuk mengoptimalkan kampanye cawapres Sandiaga Uno. Sohibul meyakini optimalisasi kampanye Sandiaga bisa membangun coattail effect atau ‘efek ekor jas’ bagi PKS.

“Kajian di internal kami masih dimungkinkan PKS mendapatkan coattail effect dari sosok Sandi,” kata Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin saat dimintai konfirmasi, Senin (22/10/2018).

Namun, menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid atau HNW, sejak dulu PKS tidak pernah mengharapkan ‘efek ekor jas’ dari salah satu kontestan pilpres. HNW menyebut, PKS selalu mengandalkan mesin partai untuk menarik suara pemilih.

“Jadi kami, PKS, tidak membasiskan pilihan politik kami pada kemungkinan mendapat coattail effect. Kami selama ini membasiskan diri pada kemampuan mesin partai, soliditas partai dan kinerja partai dan anggotanya,” kata HNW di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10).

Sohibul diketahui meneken surat edaran untuk mengoptimalkan kampanye Sandiaga. Dalam surat itu tertera keterangan bahwa untuk membangun coattail effect atau ‘efek ekor jas’ terhadap Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, anggota Fraksi PKS diminta memberdayakan sumber daya yang dimiliki serta menginisiasi dan mengoptimalkan kampanye Sandiaga.

HNW menegaskan surat edaran yang diteken Sohibul pada 17 September 2018 itu sama sekali tak berkaitan dengan ‘efek ekor jas’ di Pilpres 2019. Bagi HNW, mesin partai mereka telah teruji dalam memenangi pilpres.

“Tadi saya katakan PKS itu selama ini basisnya peningkatan suara dan peningkatan kursinya tidak terkait dengan capres dan cawapres,” tegas HNW.

Lalu, apa arti ‘efek ekor jas’? Profesor Riset Pusat Penelitian Politik LIPI, Prof Lili Romli menjelaskan, ‘efek ekor jas’ yakni kencederungan pemilih akan memilih partai yang mengusung capres atau cawapres yang akan mereka pilih.

“Yang dimaksud coattail effect berarti pemilih itu cenderung akan mengikuti pilihannya terhadap capres dan cawapresnya. Ketika dia akan memilih capres-cawapres, maka akan memilih partai utama yang mengusungnya,” kata Profesor Riset Pusat Penelitian Politik LIPI, Prof Lili Romli, saat berbincang dengan wartwan, Senin (22/10). (d.c/didit)