DEPOK, ToeNTAS.com,- Aparat gabungan dari Satres Narkoba Polresta, Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok menggelar razia obat keras di sejumlah tempat di wilayah kota tersebut pada Jumat (15/9/2017) sore.
Namun, informasi mengenai adanya razia diduga telah bocor. Akibatnya, banyak apotek yang terlihat tutup saat aparat melakukan penyisiran. Dalam kegiatan tersebut, aparat gabungan terbagi menjadi dua tim.
Satu tim bertugas menyisir wilayah timur Kota Depok, sedangkan satu tim lainnya menyisir wilayah barat.
Khusus tim wilayah timur, daerah penyisiran dilakukan mulai dari Jalan Kemakmuran, Jalan Proklamasi, Jalan Keadilan, Jalan Kejayaan, Jalan Bahagia, Jalan Tole Iskandar, dan berakhir di Jalan KSU.
Meski wilayah yang disisir cukup luas, terpantau hanya ada dua apotek yang bisa dirazia oleh aparat gabungan.
Satu apotek berlokasi di Jalan Keadilan, dan satu lagi di Jalan KSU. Ditemui usai digelarnya razia, Kasatres Narkoba Polresta Depok Komisaris Malvino Edward Sitohang menduga informasi mengenai adanya razia diduga telah bocor ke para pemilik apotek.
“Karena Depok ini kan kota kecil ya. Jadi ketika kita akan melakukan kegiatan seperti ini, kemungkinan informasinya sudah menyebar,” kata Malvino.
Menurut Malvino, razia obat keras dilakukan menyusul adanya kasus tewasnya sejumlah pelajar di Kendari, Sulawesi Tenggara akibat mengkonsumsi obat keras jenis Paracetamol Cafein Carisoprodol (PCC).
Dalam razia yang digelar aparat gabungan di Depok, tak ada PCC yang ditemukan. Meski razia tak berlangsung maksimal akibat banyaknya apotek yang tutup, Malvino mengaku tak mempermasalahkannya.
“Yang terpenting dari kegiatan ini bisa menimbulkan efek kejut,” ujar Malvino. (kom.c/eza)