Pelanggaran Prosedur di Balik Tenggelamnya Tank TNI AD

Jam : 01:51 | oleh -101 Dilihat

Purworejo, ToeNTAS.com,- Musibah kecelakaan tank yang mengangkut siswa PAUD Ananda di aliran Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah, mengakibatkan nyawa 2 orang melayang. Ada pelanggaran prosedur di balik tenggelamnya tank TNI AD itu.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu (10/3) lalu. Pagi itu seluruh rombongan TK dan PAUD di bawah gugus Cempaka tiba di markas Yonif 412 pada pukul 08.00 WIB. Setelah berkeliling markas dan mencoba naik simulator helikopter, anak-anak tersebut kemudian mengikuti outbond di bawah arahan anggota TNI.

Usai kegiatan outbond, rombongan anak-anak tersebut diajak menaiki tank yang kemudian menyeberangi Sungai Bogowonto yang tak jauh dari arena outbond. Nahas, saat menyeberang sungai, salah satu tank yang mengangkut rombongan anak-anak dari PAUD Ananda tenggelam.

Peristiwa ini menewaskan seorang prajurit, Pratu Randi, dan seorang guru murid TK, Iswandari.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Alfret Denny Tuejeh, mengatakan kedua korban tewas karena terbawa arus sungai. Mereka terbawa arus karena kelelahan menyelamatkan anak-anak yang jatuh ke air.

“Pratu Randi meninggal dunia di RSUD. Dia mengalami kelelahan menyelamatkan anak-anak supaya tidak terbawa arus dan akhirnya dia sendiri juga terbawa arus. Ibu pengasuh TK, Nyonya Iswandari, juga meninggal di rumah sakit karena terbawa arus,” jelas Denny, Sabtu (10/3).

Tank tersebut berjenis M113 milik Kostrad. Sepekan berlalu, TNI AD mengungkap hasil investigasi kecelakaan tersebut. TNI AD menyatakan ada kesalahan prosedur terkait kecelakaan Tank milik Yonif Mekanis Raider 412/6/2 itu.

“Secara teknis dan prosedur, kegiatan joyride di Sungai Bogowonto tidak memedomani sistem pengamanan, sesuai protap yang berlaku terhadap kegiatan,” kata Asisten Pengamanan (Aspam) Kasad Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad dalam jumpa pers di kantor Dispen AD, Jalan Abdul Rachman Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).

Berdasarkan hasil investigasi TNI, ada beberapa tempat yang dianggap rawan di Sungai Bogowonto tidak ditempatkan personel pengamanan, termasuk tanda-tanda taktis sebagai petunjuk.

Akibatnya, tank terperosok dan mengalami gangguan. Namun masih hidup untuk beberapa saat.

Sedangkan matinya mesin tank disebabkan sirkulasi udara yang dibutuhkan untuk pembakaran terisi air, sehingga tank terperosok dan tenggelam.

“Dari hasil investigasi yang dibentuk tim AD, disimpulkan bahwa terdapat kesalahan prosedur yang tidak dijalankan sesuai SOP pengamanan sehingga menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan dua orang meninggal dunia,” sambungnya.

Mabes TNI AD akan meminta pertanggungjawaban Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri Mekanis Raider 412/6/2 terkait peristiwa ini. Puspom TNI AD juga ikut membantu melakukan investigasi dan penyelidikan.

“Kesalahan prosedur ini akan ditindaklanjuti. Tanggung jawab yang pasti berada di tangan komandan batalyon. Dia yang menerima perintah itu karena dia tidak melapor ke atas, dia yang bertanggung jawab,” ungkap Rahmad. (det.c/anton)