Ucapan Terakhir Petinju Valentinus: Maaf Mbak, Aku Sudah Enggak Kuat…

Jam : 11:29 | oleh -99 Dilihat

DENPASAR, ToeNTAS.com,- Perjuangan petinju Indonesia Valentinus Nahak untuk bisa mengharumkan nama Indonesia kandas karena kanker kelenjar getah bening. Dia mengembuskan nafas terakhir setelah menjalani serangkaian perawatan medis di RSUP Sanglah pada Kamis (2/8/2018) sekitar pukul 19.35 Wita.

“Maaf, Mbak. Aku sudah enggak kuat,” demikian ucapan terakhir Valentinus Nahak yang diingat kakak iparnya, Rini Mulyani (27). Rini masih ingat betul, ucapan terakhir Valentinus ini diikuti permintaan agar keningnya dicium.

Dia tidak menyangka bahwa adik iparnya tercinta harus berpulang secepat itu. Padahal, keluarga sempat lega karena kondisi Valen sempat membaik. Petinju Indonesia yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018, Valentinus Nahak, saat masih sehat.

Menurut Rini, kondisi Valen sempat mulai membaik pada Rabu (1/8/2018). Oleh karena itu, dia dipindahkan ke ruang Angsoka 2 untuk persiapan menjalani kemoterapi. Namun, pada Kamis pagi, kondisi Valen tiba-tiba memburuk.

“Jantungnya sempat melemah pagi itu. Akhirnya setelah diperiksa, tim dokter membatalkan kemoterapi dan enggak tahunya, Valen udah enggak ada malamnya,” tutur Rini saat ditemui di Kamar Jenazah Instalasi Forensik RSUP Sanglah, Kamis (3/8/2018).

Valen sempat menjalani rawat inap di RSUP Sanglah, Denpasar, selama enam hari. Berdasarkan hasil biopsi, Valen didiagnosis mengidap tumor kelenjar getah bening stadium lanjut.

Dokter spesialis penyakit dalam yang menangani, dr. I Wayan Losen Adnyana Sp-PD (K), mengatakan, kemoterapi harus dilakukan sesegera mungkin. Pasalnya, satu-satunya alternatif tindakan medis untuk mengobati Valen hanya lewat tindakan kemoterapi.

Namun karena memang kondisi karnopski pasien hanya berkisar di angka 30-40, maka kemoterapi pun urung dilakukan. “Dalam kondisi itu, artinya, pasien harus lebih banyak di tempat tidur. Kami tidak mungkin berikan kemo. Harus menunggu hingga kondisinya lebih fit,” ungkap Wayan Losen sebelumnya.

Petinju Valentinus Nahak semasa hidup. Foto diambil saat Asisten Deputi Pembibitan dan IPTEK Olahraga Kemenpora, Washinton didampingi Ketua KONI Bali Ketut Suwandi memberi santunan kepada petinju amatir Bali, Valentinus Nahak di RS Sanglah Denpasar, Senin (30/7/2018).

Rini tampak paling terpukul karena selama ini merasa bertanggung jawab atas hidup Valen selama di Bali. Dia dan suaminya, Julio, yang merekomendasikan Valen untuk menjadi atlet tinju. “Saya dan Julio yang bawa dia ke sini. Sebenarnya dia itu ingin jadi pemain bola, enggak mau jadi atlet tinju,” tuturnya.

Namun, setelah mencoba menggeluti dunia olahraga tinju, lanjut Rini, Valen pun jadi suka. Bahkan, di pertandingan pertamanya, Valen langsung menang. Sejak saat itu, dia menjadi giat berlatih dan bercita-cita menang di Asian Games 2018.

“Kemarin setelah pulang dari Pelatnas di Manado itu, dia sempat lari-lari di lapangan Renon. Padahal dia habis bilang sakit,” ungkapnya.

Kepergian Valen sebagai atlet andalan Pulau Dewata begitu membekas di kalangan olahragawan. Ketua KONI Denpasar, Ketut Suwandi, yang turut melayat mengaku, turut kehilangan sosok anak muda yang berani dan teguh dalam menggapai cita-citanya.

Sosok Valen, lanjut dia, menjadi teladan bagi atlet lain untuk menorehkan prestasi. “Seperti Valen, dia tetap bertekad menunjukkan yang terbaik meski sakit-sakitan. Kami semua akan terus mengingat apa yang dia berikan buat Bali,” tuturnya.

Jenazah petinju Valentinus Nahak disambut tangisan oleh keluarganya saat tiba di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (3/8/2018). Jenazah akan dibawa ke Desa Barene, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, untuk dimakamkan pada hari Minggu (5/8/2018). (kom.c/ray)