Jakarta, ToeNTAS.com,- Ekonomi Indonesia diprediksi sulit tumbuh di tengah wabah virus corona COVID-19. Penyakit mematikan itu amat mengganggu perekonomian China, yang akhirnya ikut berpengaruh pada Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat China dan Mongolia Djauhari Oratmangun menjelaskan kondisi tersebut membuat Indonesia sulit mencetak pertumbuhan ekonomi hingga menyentuh level 5%.
“Sejumlah pengamat memperkirakan ekonomi Tiongkok pada Kuartal I akan berdampak 1,2%. Banyak juga yang bilang di Indonesia kalau itu 1,2% maka itu akan berdampak 0,3 sampai 0,6%. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi kita bisa di bawah 5%,” kata dia dalam konferensi video pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).
Hal tersebut diasumsikan jika industri di China baru kembali pulih pada awal April 2020. Sedangkan saat ini banyak perusahaan di sana yang berhenti beroperasi imbas Corona.
Ekonomi RI sulit mencapai 5% karena industri di China yang mensuplai bahan baku ke seluruh dunia termasuk Indonesia terhambat, serta kunjungan turis dari China ke dalam negeri yang berkurang.
“Berikut pembatasan pergerakan, baik orang, perdagangan ritel, pariwisata, penerbangan, perhotelan dan logistik Tiongkok yang 2019 hasilkan US$ 2,7 triliun, dampaknya sudah terasa di kita, misalnya kekurangan bahan baku maupun pariwisata,” jelasnya.
Apalagi ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku dari China cukup besar, sekitar 20-23%.
“Akibatnya industri atau sektor bahan baku atau barang modalnya yang berasal dari Tiongkok akan terganggu proses produksinya. Kita sendiri sudah mulai terasa. Bahan baku kita kurang lebih 20-23% dari Tiongkok, sehingga apa yang terjadi kalau pasokan berkurang maka akan menyebabkan meningkatnya harga barang konsumsi,” tambahnya. (det.c/n)