PSBB Depok Dianggap Tidak Efektif, Banyak Penjual Takjil Picu Kerumunan Warga

Jam : 10:51 | oleh -123 Dilihat
ilustrasi
ilustrasi

ToeNTAS.com,- Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Depok dianggap tidak efektif, misalnya marak penjual makanan berbuka (takjil) di sejumlah wilayah yang memicu terjadinya kerumunan warga. Salah satu wilayah yang masih ramai ditemui banyak penjual takjil adalah di Tugu dan Jalan Lama Cimanggis Depok.

“Masih banyak yang jualan di sana. Seperti enggak ada PSBB, tiap sore ramai banget,” kata Febri, salah satu warga Cimanggis, Jumat (8/5).

Biasanya penjual mulai ramai sekitar pukul 15.00 WIB. Warga pun berkerumun untuk membeli makanan. “Kayak tahun-tahun sebelumnya aja. Jadi ya memang enggak ada perbedaan,” ungkapnya.

Petugas sudah melakukan pemantauan di seluruh wilayah. Namun banyak pula warga yang kucing-kucingan dengan petugas. “Kita saat ini fokus pada kegiatan di tengah kota. Petugas di check point kami tarik dan difokuskan patroli di tengah,” kata Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah menanggapi persoalan ini.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Depok, Hendrik Tangke Allo menuturkan, perlu kerja sama warga agar PSBB berjalan baik dan penyebaran virus dapat dikendalikan. Karena jika hanya dibebankan pada petugas, dipastikan PSBB tidak efektif.

“Arahan Pemkot Depok sudah maksimal, tapi implementasi di lapangannya yang kurang efektif. Contoh, menjelang buka puasa saudara-saudara kita sangat cuek dengan arahan pemerintah,” kata Hendrik Tangke Allo.

Dia menduga belum adanya pemahaman yang baik di masyarakat yang membuat mereka cuek untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus. “Sosialisasi ke masyarakat ini yang kurang. Inilah fungsinya kita sebagai legislatif dan teman-teman media menyampaikan itu. Sebab salah satu hal yang bisa menghentikan wabah ini adalah kita disiplin, itu doang,” ucapnya.

Hendrik menyebut, tiap orang diminta patuh pada aturan jika ingin kondisi kembali normal dengan cepat. “Kuncinya ya disiplin. Mari kita posisikan diri sendiri positif agar kita bisa lebih waspada,” tutup Hendrik. (mer.c/f)