Tahun Ajaran Baru, Kemenag Siapkan 2 Skenario Belajar di PTKI

Jam : 07:04 | oleh -159 Dilihat
dua mahasiswi
dua mahasiswi

ToeNTAS.com,- Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama Arskal Salim menyatakan pihaknya tengah menyiapkan dua skenario pembelajaran bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Hal ini untuk mempersiapkan tahun ajaran baru 2020/2021 di tengah masa pandemi virus corona(Covid-19).

Ia menyampaikan pernyataan itu usai menggelar rapat virtual bersama Forum Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) kemarin.

“Pertemuan tersebut menyimpulkan dua skenario pembelajaran di masa pandemi Covid-19,” kata Arskal dalam keterangan resminya, Jumat (12/6).

Lebih lanjut, Arskal menekankan proses pembelajaran di tahun ajaran baru akan mengacu pada kondisi penyebaran corona di tiap daerah masing-masing kampus.

“Apakah kasus positif Covid-19 di daerah tersebut sudah landai atau malah sebaliknya,” kata Arskal .

Skenario pertama, kata Arskal, kampus kembali menerapkan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara penuh bagi mahasiswa. Metode seperti itu sudah pernah digunakan PTKI pada semester genap 2019/2020 lalu.

Skenario kedua, kampus PTKI menggunakan motode pembelajaran perpaduan atau blended learning, daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan), disertai protokol kesehatan yang ketat.

“Namun, skenario ini akan lebih fleksibel disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing PTKI,” kata Arskal.

Pada pertemuan itu, ada beberapa usulan tentang penerapan metode blended learning. Salah satunya, usul itu disampaikan oleh Rektor UIN Palembang Sirozy. 

Sirozy menyampaikan proses pembelajaran di zona hijau penyebaran corona bisa dilakukan secara offline atau melalui belajar-mengajar tatap muka. Meski demikian, metode itu harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan dan penambahan banyak ruang kuliah. 

“Untuk yang offline, harus ada penambahan jadwal kuliah, dan penambahan jadwal mengajar dosen,” kata Sirozy. 

Sementara kampus yang masuk zona kuning dan merah, lanjut dia, sebaiknya dilakukan metode pembelajaran melalui daring secara penuh, termasuk bagi para mahasiawa baru. 

“Jika didukung panduan yang jelas dan insfrastruktur yang baik, insyaAllah mahasiswa baru akan bisa beradaptasi. Blended learning sangat sulit secara teknis, karena akan memberatkan mahasiswa untuk mencari tempat kos dan menyulitkan persiapan teknis,” kata Sirozt. 

Rapat koordinasi ini lantas menghasilkan kesepakatan tentang penerapan pembelajaran skenario moderat yang tidak diseragamkan. Penerapan pembelajaran nantinya akan menyesuaikan dengan kondisi masing-masing PTKI sesuai zona wilayah penyebaran corona.

“Dan akan segera dibuat petunjuk teknis yang jelas, agar proses akademik tetap berjalan maksimal,” kata Arskal.

Diketahui, Kemenag tekah menetapkan kebijakan belajar dari rumah dengan mengadopsi pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi PTKI pada semester genap 2019/2020 lalu.

Hal itu bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus corona yang tengah mewabah di Indonesia belakangan ini dan proses belajar mengajar dapat tetap berjalan. (cnni.c/t)