Jakarta, ToeNTAS.com,- Pemerintah menghadapi tantangan besar dalam menegakkan aturan larangan mudik Juru bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan hal itu terjadi karena jumlah petugas di lapangan yang melakukan penyekatan tak mampu membendung jumlah orang yang nekat mau mudik.
Dilansir dari detik.com, Menurut Adita mereka yang ngotot mudik sengaja memilih jam-jam tertentu saat penyekatan terlihat longgar dan berbondong-bondong menerobos halauan aparat.
“Tantangannya adalah masyarakat sepertinya memilih jam tertentu yang situasi dan kondisi memungkinkan gitu ya. Kita akui kadang petugas tidak sebanding dengan pemudik yang bersikeras mau lewat,” ungkap Adita dalam talk show di kanal YouTube BNPB, dikutip Rabu (12/5/2021).
“Kita tetap coba persuasif dan humanis, saat penumpukan yang sulit dikendalikan akhirnya kepolisian melakukan diskresi,” ungkapnya.
Selain itu, pemerintah tidak cuma menerapkan satu tempat penyekatan. Dia bilang, penyekatan dilakukan di tiap daerah. Meskipun pemudik berhasil lolos penyekatan dari Jabodetabek, masih ada penyekatan di daerah tujuan yang menanti.
“Tapi, penyekatan ini nggak cuma satu. Katakan lah lolos di Bekasi, masuk ke daerah lain bisa aja ada lagi, kita harap screening efektif di titik itu. Lalu ada juga random testing, diharapkan jadi bisa screening orang yang menerobos titik penyekatan tadi,” papar Adita.
Adita menilai hal yang paling sulit diatur pada masa larangan mudik adalah transportasi darat, apalagi kendaraan pribadi dan sepeda motor.
“Memang yang paling menantang itu transportasi darat, baik dari kendaraan pribadi dan sepeda motor. Itu sangat menantang ya karena mereka ini bisa berangkat dari mana saja, lewat jalan apa saja,” ungkap Adita.
Adita mengatakan transportasi umum yang terkumpul dalam satu titik relatif lebih disiplin. Jumlah penumpang, kata Adita, turun sangat signifikan. Hal itu karena screening COVID-19 dan penyekatan lebih mudah dilakukan.
“Transportasi di satu titik keberangkatan itu sudah sangat bangus screening-nya. Dari data memang drastis sekali,” tutur Adita.
Misalnya kereta, pesawat, maupun kapal laut dan penyeberangan. Sektor transportasi ini mengalami penurunan penumpang drastis.
“Kalau kita bicara transportasi udara, laut kereta api itu relatif sudah sangat disiplin bahkan kita melihat ada penurunan hingga 77% dari semua moda transportasi itu. Di pesawat lebih drastis lagi 93% di masa peniadaan mudik. Kemudian kalau kereta api sampai 88%,” tutur Adita. (Kamal)