Jakarta, ToeNTAS.com,- Dua wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 akan kembali berlaga di cabang badminton. Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu akan menjalani partai final, sedangkan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting akan memperebutkan perunggu.
Seperti laga-laga sebelumnya, kejar-kejaran angka di pertandingan badminton selalu menghadirkan ketegangan. Jantung berdebar-debar, atau dalam istilah medis disebut takikardia.
Dokter jantung dari Siloam Hospital Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP, menyebut sensasi deg-degan saat menonton pertandingan olahraga adalah hal yang normal. Apalagi yang bertanding adalah atlet idola.
“Hal ini adalah respons normal. Apalagi jika ada keterikatan emosional dalam pertandingan itu misalnya suporter atau penggemar berat, maka respons tekanan darah dan detak jantung itu makin tinggi,” jelas dr Vito kepada wartawan, Minggu (1/8/2021).
Pada kondisi normal, peningkatan denyut jantung saat menonton pertandingan olahraga tidak memberikan dampak serius. Namun, perlu diwaspadai jika seseorang memiliki kondisi tertentu.
“Pada orang dengan penyempitan pembuluh darah koroner pada jantung, respons normal tersebut menjadi beban bagi jantung karena jantung bekerja lebih keras daripada normalnya. Memicu serangan jantung,” jelas dr Vito.
Idealnya, menurut dr Vito, pertandingan olahraga cukup ditonton sebagai hiburan dan tidak perlu terlalu dalam terbawa perasaan alias baper dengan hasilnya. Jika ditonton sebagai sesuatu yang menghibur, maka risiko peningkatan denyut jantung dan bahkan tekanan darah, tidak akan berlebihan.
“Yang keluar malah respons senang karena terhibur dengan pertandingan yang bagus. Jadi kita relax. Tekanan darah dan detak jantung kembali stabil,” saran dr Vito.