Kematian Tinggi, Jatim Sebut Banyak yang Meninggal di IGD

Jam : 06:22 | oleh -121 Dilihat
Satgas Covid-19 Jatim mengakui angka kematian yang tinggi masih jadi PR
Satgas Covid-19 Jatim mengakui angka kematian yang tinggi masih jadi PR

ToeNTAS.com,- Ketua Rumpun Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengatakan angka kematian tinggi, terutama di Instalasi Gawat Darurat (IGD), di wilayahnya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang belum bisa terselesaikan.
Kasus kematian covid-19 di Indonesia menembus angka 102.375 kasus. Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi daerah yang terbanyak menyumbang angka mortalitas sebanyak 21.981 kasus.

“Mungkin yang meninggal masih menjadi PR buat kami,” ujar Joni di Surabaya, Kamis (5/7).

Saat ini, kata Joni, angka kematian pasien Covid-19 di Jatim menyentuh angka 6,82 persen. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan dari sebelumya mencapai 7,15 persen.

“Memang angka kematian tinggi, diikuti juga kenaikan kasus yang tinggi. Semakin banyak case Covid-19, tentu semakin banyak angka kematian,” ucapnya.

Dirut RSUD dr Soetomo itu juga mengatakan bahwa para pasien tersebut kebanyakan meninggal ketika tiba di IGD. Rata-rata, mereka datang dalam kondisi kritis dengan saturasi oksigen yang rendah.

“Saat ini banyak sekali kematian yang di UGD, di ruang isolasi. (Pasien) datang dengan saturasi yang rendah, datang dengan saturasi kurang dari 93,” ucapnya.

Rangkuman Covid: Kematian Masih Tinggi, Delta Ancam Usia Muda
Berdasarkan data profile mortalitas Covid-19 di RSUD dr Soetomo yang tercatat Januari-Juli 2021, kematian pasien terbanyak terjadi di IGD, angkanya mencapai 22,33 persen, kemudian isolasi 12,21 persen, HCU 12,12 persen, ICU 5,05 persen dan NICU 0,09 persen.

Karena itu pihaknya pun membuat beberapa upaya dalam menangani tingginya angka kematian tersebut. Salah satunya dengan memperbanyak tempat isolasi terpusat bagi warga bergejala.

“Ruang isolasi terpusat buat pasien yang awalnya isoman terus dipantau, agar tidak ada pasien yang memburuk kondisinya dengan dipantau oleh dokter yang terkoneksi langsung RS rujukan,” ujarnya.

Kematian 6 Kades

Salah satu daerah di Jatim yang disorot kasus kematiannya adalah Kabupaten Bangkalan. Enam kepala desa (Kades) yang terpilih di pilkades serentak 2021 pun meninggal sebelum disumpah jabatan oleh Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, dengan salah satunya positif Corona.

Enam kades tersebut di antaranya adalah Kades Desa Buluh, Kecamatan Socah, Muslimin (60); Kades Tegar Priyah Kecamatan Geger, Badrun (39); Kades Kamal Kecamatan Kamal, Sugianto (47);

Kades Sendang Laok Kecamatan Labang, Samhadi (52); Kades Makam Agung, Kecamatan Arosbaya, Miftahus Surur (39); dan Kades Desa Cendagah Kecamatan Arosbaya Matsuli (66).

Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan Sudiyo mengatakan satu orang yang terkonfirmasi positif adalah Kades Kamal Sugianto terinfeksi Covid-19. Ia meninggal setelah menjalani pemeriksaan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, pada 30 Juni pukul 02.00 WIB.

Infografis Kematian Covid-19 Melonjak saat PPKM Darurat. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
“Hanya Kades Kamal Sugianto yang ada didata All Record nasional yang dinyatakan positif Covid-19. Lainya tidak ada,” kata Sudiyo kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/8).

Sebelumnya, kata pria yang akrab disapa Yoyok itu, almarhum menderita penyakit nyeri lambung, mual, muntah, dan sesak napas. Kemudian ia dibawa ke rumah sakit setempat, namun karena tidak ada perkembangan, akhirnya dibawa ke RS di Surabaya.

“Keluhan masih tetap dan dibawa berobat ke dokter di wilayah kamal, dan diberikan surat rujukan ke RS Surabaya, akan tetapi di sana ditolak,” jelas Yoyok.

Alasan, karena almarhum tidak melengkapi dokumen PCR, ia pun diputar balik untuk dibawa ke RSUD Bangkalan. Setelah menjalani swab PCR dan perawatan, sakitnya tak kunjung membaik hingga kemudian meninggal dunia.

Terpisah, Kepala Bidang Pemerintahan Desa (Pemdes) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bangkalan Handiansyah mengatakan enam kades meninggal sebelum dilantik, menjadi duka besar bagi pemerintah setempat.

“Banyak faktor, tapi sebagian itu memang ada yang sakit, seperti Kades Buluh, Kecamatan Socah, Muslimin. Saat proses pendaftaran ini calon memakai kursi roda dengan kondisi diinfus,” ujarnya. (Lina/det.c)