Seorang Santri di Lebak Meninggal Dunia Tertimpa Batu yang Longsor

Jam : 07:31 | oleh -100 Dilihat
ilustrasi
ilustrasi

ToeNTAS.com,- Seorang santri meninggal dunia karena tertimpa bebatuan cadas di atas bukit di bangunan pondok pesantren di Rangkasbitung Timur, Lebak, dalam musibah bencana longsor.

Peristiwa longsornya bebatuan cadas itu setelah diguyur hujan sejak Jumat (10/11) malam hingga ,Sabtu dini hari pukul 01.30 WIB.

Namun, sekitar pukul 02.00 WIB terjadi longsoran bebatuan cadas di atas bukit setinggi 15 meter menimpa bangunan ponpes setempat. Di mana bangunan ponpes tersebut terdapat seorang santri tertidur dan korban tertimpa bebatuan cadas cukup besar pada bagian dada dan pinggang.

Mendengar ada suara longsor itu sejumlah santri juga pengelola ponpes melakukan evakuasi dan pertolongan terhadap korban dan dilarikan ke RSUD Adjidamo Rangkasbitung karena mengalami sesak dan meninggal dunia.

“Beruntung, longsoran itu hanya satu bangunan dan jika menimpa tiga bangunan dipastikan jumlah korban cukup banyak,” kata Wahyu (20) seorang teman korban saat ditemui di Pondok Pesantren Cipendeuy Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak, Banten, seperti dilansir Antara, Minggu (12/12/2021).

Emar (35), isteri KH Basri pengelola ponpes mengatakan santri yang meninggal itu, termasuk salah satu yang sudah lama belajar di pesantren setempat.

Korban tinggal sudah tujuh tahun, namun tidak menyangka terkena musibah.Bangunan ponpes miliknya itu kondisinya di atas tebing atau perbukitan cadas.

Mereka jumlah santri yang belajar di sini tercatat 24 orang dan semuanya warga Kabupaten Lebak.

“Semoga almarhum diberikan tempat yang layak oleh Allah SWT dan keluarganya bersabar,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza mengingatkan masyarakat yang tinggal di perbukitan dan pegunungan agar mewaspadai bencana longsor sehubungan curah hujan meningkat.

“Kami sudah menyampaikan surat kepada aparatur desa/ kelurahan dan kecamatan agar waspada bencana alam menghadapi cuaca ekstrem, ” katanya menjelaskan. (Mutia)