Dilema Warga Kampung Boncos Tahu Bandar Narkoba tapi Tak Berani Bersuara

Jam : 07:52 | oleh -268 Dilihat
Kampung Boncos
Kampung Boncos

Jakarta, ToeNTAS.com,- Warga Kampung Boncos, Jakarta Barat, mengalami dilema terkait pengedaran narkoba di wilayah tersebut. Pasalnya, warga mengetahui adanya bandar narkoba namun tidak berani bersuara.

Diketahui sebelumnya Polsek Palmerah melakukan penggerebekan narkoba di Kampung Boncos pada Jumat (10/3) malam. Setidaknya 15 orang ditangkap pihak kepolisian malam itu.

Kampung ini juga diketahui menjadi tempat asal mula sabu yang dibeli selebritas Ammar Zoni.

Salah seorang warga Kampung Boncos membenarkan bahwa telah terjadi penggerebekan di kawasan tersebut.

“Iya kemarin malam ada polisi datang, gerebek wilayah sini yang katanya narkoba,” kata salah seorang warga Kampung Boncos yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Sabtu (11/3/2023).

Ia itu mengatakan Kampung Boncos memang sering didatangi polisi untuk menggerebek warga yang kedapatan memakai ataupun menjual narkoba. Hingga menurutnya, permasalahan tersebut seperti hal yang biasa di kampungnya.

“Ya memang mereka (polisi) juga sudah tahu kalau di sini sarangnya (narkoba). Jadi kayak sudah biasa gitu,” ungkapnya.

Dirinya berharap agar lingkungan tempat tinggalnya itu dapat terbebas dari oknum-oknum pemakai narkoba. Sebab menurutnya banyak anak-anak yang tinggal di permukiman tersebut.

“Ya penginnya mah bersih ya (lingkungannya dari narkoba). Banyak anak-anak yang masih sekolah, ngeri saja kalau mereka ikut kena,” tuturnya.

Warga lainnya, sebut saja Tati (58), mengaku kawasan tersebut jarang didatangi polisi. Polisi akan datang jika ada yang ketahuan menggunakan barang terlarang itu.

“Nggak sering juga sih. Ya kalau pas ada info saja mungkin ya, polisi baru gerebek. Ngeri soalnya,” kata Tati yang enggan disebutkan nama aslinya.

Warga sekitar tidak bisa asal sebut ‘pemain’ di jaringan tersebut. Menurutnya, warga juga tidak berani bertindak banyak.

Ia menyebut terlalu berani ‘speak-up’ atau mengungkap bandar narkoba di sini sama saja mengundang bahaya bagi diri sendiri. Padahal warga sekitar disebut mengetahui perihal pengguna maupun pengedar narkoba tersebut.

“Warga sini nggak ada yang berani ngomong kaya gini. Kita mah tahu-tahu aja siapa yang pakai (narkoba), siapa bandarnya. Cuma nggak ada yang berani. Premannya banyak. Ngeri diapa-apain,” tuturnya.

Tati merasa cemas karena banyak anak-anak yang tinggal di darah tersebut. Ia berharap agar narkoba di daerahnya dapat diatasi segera.

“Ya bingung juga saya. Jangan sampai deh anak-anak kita kena juga. Yang penting dijaga saja. Harapannya, penginnya, jangan ada lagi narkoba di sini. Biar kita hidupnya aman-aman aja gitu,” pungkasnya. (d.c/Wanda)