Banyuwangi, ToeNTAS.com,- Bahasa politik Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka dinilai menggambarkan etika politik yang buruk. Seharusnya hal tersebut tidak dilakukan dalam sebuah debat politik.
Kritikan keras disampaikan Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid. Putri mantan Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. “Ya itu kan kesannya melecehkan sekali. Menurut saya itu debat dan enggak perlu seperti itu,” ujar Yenny Wahid di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta.
Bahasa politik yang digunakan Gibran Rakabuming Raka dalam debat ke 4 Cawapres dinilai sebagai contoh politik yang buruk. “Gimik melecehkan yang bertujuan menjatuhkan dalam debat justru memberikan contoh bahwa anak muda tidak lagi memiliki hormat dan etika yang baik,” tutur Yenny Wahid usai acara debat Cawapres.
Sejumlah pertanyaan yang diajukan Cawapres pasangan Prabowo Subianto tersebut dinilai hanyalah sebuah jebakan untuk melecehkan lawannya.
“Seperti pertanyaan tentang greenflation. Istilah yang merujuk pada kenaikan harga akibat peralihan ke ekonomi hijau,” kata Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.
Sempat terjadi aksi saling sindir antara Cawapres Nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dan Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD “Sepertinya Prof. Mahfud agak ngambek kalau diberikan pertanyaan agak sulit dikomentari pertanyaan receh. Kalau receh ya dijawab,” ucap Gibran dalam sesi debat.
Namun gimik tersebut diabaikan Cawapres pasangan Ganjar Pranowo tersebut karena dianggap tidak memiliki kualitas seorang politisi yang baik. Dalam debat Cawapres ke 4 yang digelar di JCC Senayan Jakarta tersebut, banyak gestur dan bahasa politik yang digunakan Gibran dinilai tidak memiliki etika dan cenderung melecehkan. (d.c/Yogi)