Sukabumi, ToeNTAS.com,- Suasana ruangan kelas di SMP 1 Bojonglopang, Kabupaten Sukabumi kala itu ramai. Sejumlah siswa sedang mempersiapkan Class Meting hari itu, Selasa 18 Desember 2007.
Sejurus kemudian suasana berubah riuh. Teriakan terdengar dari arah luar ruangan kelas, seorang siswa tergeletak bersimbah darah.
Diketahui siswa bernama Rian Herdiana (13) baru saja menjadi korban penyerangan gurunya sendiri bernama Tuber Romson. Situasi berubah panik, saat itu belum ada informasi apapun soal penyebab aksi sadis tersebut. Yang diketahui pasti Tuber menusuk muridnya kemudian dikeroyok massa usai melakukan aksinya itu.
“Tiba-tiba saja terjadi keributan di luar ruang kelas tersebut. Saat saya tengok, Rian sudah tergeletak dengan tubuh bersimbah darah,” ujar Beben Suryana yang kala itu menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP 1 Bojonglopang saat menjelaskan kronologi kejadian di RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi.
Saksi menyebut korban Rian ditusuk oleh Tuber, yang tak lain gurunya sendiri. Akibat tindakan gurunya, murid kelas 2 itu mengalami luka parah di bagian perut. Punggung dan kedua tangganya juga mengalami luka sobek akibat senjata tajam.
Dalam keadaan kritis, Rian kemudian dibawa ke RS Syamsudin ia sempat menjalani peanganan medis intensif di ruang ICU rumah sakit tersebut. Sementara pelaku juga dibawa ke RS Sekarwangi Cibadak ia menderita luka-luka akibat dikeroyok massa usai melakukan aksi penusukan tersebut.
“Kita akan tanggung biaya pengobatan Rian. Namun soal proses hukum, semua kita serahkan ke polisi,” ungkap Beben lagi.
Kala itu, Beben belum bisa menduga motif di balik tindakan brutal guru tersebut. Namun diakuinya, perangai Tuber memang berubah beberapa hari terakhir ini.
“Dia terlihat seperti orang depresi dan sering melamun. Tapi yang pastinya, saya belum tahu mengapa dia melakukan perbuatan itu,” ungkap Beben.
Hingga siang hari tidak lama setelah aksi penusukan, puluhan kerabat korban yang tinggal di Kampung Jelebut, RT 1 RW 2 Desa Bojonglompang, Jampang Tengah, Sukabumi terus memadati ruangan depan ICU RSUD Syamsudin SH.
Selang beberapa jam kemudian atau tepatnya sekitar pukul 12.45 WIB Rian akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya. Ia tewas setelah sempat koma selama dua jam.
Ada tujuh luka tusukan di tubuh Rian yang membuatnya kehabisan darah. Informasi di peroleh ada dua tusukan di perut, dua tusukan di punggung, tiga tusukan lainnya di lengan kiri dan kanan. Akibat tusukan di perut, usus Rian ikut tersayat sepanjang 3 cm. Daun telinganya juga sobek.
Sementara itu, Tuber juga masih menjalani perawatan di RS Sekarwangi Cibadak, ruangan perawatan dijaga ketat polisi. Maklum saja, pria itu sempat dihujani pukulan hingga dia babak belur sesaat setelah menyerang muridnya.
Satu-satunya kesaksian diceritakan Nanang, seorang penjaga sekolah yang kala itu memukulkan bambu ke arah Tuber yang secara membabi buta menyarangkan senjata tajam jenis badik ke rubuh Rian. Aksinya baru berhenti setelah sebilah bambu yang dipegang Nanang mendarat di tangan Tuber.
Dadan Ramdan, saksi mata yang juga teman sekelas Rian mengungkap kejadian mengerikan itu. Menurutnya peristiwa itu berlangsung begitu cepat.
“Saat kita-kita dikumpulkan untuk mengikuti perlombaan, Pak Tuber datang dan langsung mengeluarkan pisau dari balik kaos olah raganya,” ungkap Dadan.
Pisau Tuber, kata dia, langsung mengarah ke leher Rian. Namun saat itu Rian langsung menangkis, sehingga pisau yang awalnya mengarah ke leher mengenai perutnya. Aksi Tuber tidak berhenti di situ, dia kembali menusukkan pisau ke punggung dan lengan Rian kendati Rian sudah terkapar.
Tusukan baru berhenti setelah datang Nanang. Nanang langsung memukul tangan Tuber dengan bambu sepanjang 1,5 meter sampai pisau di tangannya terlepas.
“Saat dia menghujamkan pisau itu, kami tidak bisa apa-apa, hanya bisa lihat dari kejauhan. Waktu Rian ditusuk kita langsung bubar dan menjauh, hanya bisa teriak histeris untuk minta bantuan tukang ojek yang mangkal di depan sekolah,” beber Dadan.
Kala itu Rian sempat dibawa ke Puskesman Jampang Tengah untuk pertolongan pertama. Namun karena tidak sanggup menangani luka yang diderita murid kelas II itu, petugas merujuknya ke Rumah Sakit Syamsudin, Sukabumi.
Tuber Romson, guru SMP yang tega menusuk muridnya hingga tewas ternyata pernah menderita depresi. Dia pernah menjalani pengobatan di RS Syamsudin, Cibadak, Sukabumi.
Hal itu diungkapkan Musa Lameri, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Cabang Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jampang Tengah. Kisah itu ia ceritakan kepada detikcom di RS Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (17/12/2007).
“Dia pernah menjalani terapi di RS Syamsudin gara-gara menderita depresi,” kata Musa.
Musa tidak tahu secara pasti apa yang menyebabkan kondisi Tuber seperti itu. Namun yang jelas, guru tersebut pernah bercerita tugasnya akan dipindahkan ke Dinas Pendidikan Sukabumi.
“Sebulan lalu saya sempat ngobrol dengan Pak Tuber. Katanya dia mau dipindahkan ke Dinas Pendidikan. Dia minta pendapat pindah atau tidak,” ungkap Musa.
Rencana pemindahan Tuber ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi itu juga dibenarkan Kepala Sekolah SMP I Bojong Lompang, Jampang Tengah yang saat itu dijabat Beben Suryana. Menurut Beben, pemindahan Tuber tinggal menunggu Surat Keputusan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.
“Tapi sampai saat ini SK tersebut belum turun,” ungkap Beben saat menengok kondisi korban di RS Syamsudin, Kota Sukabumi.
Seiring waktu motif penusukan Rian Herdiana (13) hingga akhirnya tewas, perlahan terungkap. Pelaku yang merupakan guru olahraga korban, Tuber Romson mengaku tersinggung oleh kata-kata kasar Rian.
Awalnya Tuber mendiamkan saja. Namun lama kelamaan kesabaran hilang dan membuncah menjadi tragedi pembunuhan.
“Keluarga saya sering dikatain dongdot (pelacur),” ucap Tuber Romson di pembaringan RS Sekarwangi Cibadak, Selasa (18/12/2007) kala itu.
Dengan terbata-bata karena sambil menahan sakit, pelaku menuturkan, Rian sering mengolok-olok dirinya. Dia sangat tersingung dengan perilaku korban yang kerap mengeluarkan kalimat kasar kepada keluarganya.
Namun pengakuan pelaku langsung dibantah ayah Rian, Ujang Suherman (48). Ujang menampik tudingan perilaku kasar anaknya. Karena selama ini, hubungan korban dan pelaku terlihat baik karena saling bertetangga. Bahkan, sehari sebelum kejadian nahas tersebut, Rian masih memancing bersama pelaku di sungai depan rumah, Sungai Cijebud.
“Pelaku dan saya masih bertegur sapa. Sekitar 7 pagi Tuber dan istrinya lewat depan rumah saya, dan bilang, numpang lewat,” ucap Ujang yang ditemui terpisah.
Kondisi Tuber masih tergolek lemah di rumah sakit. Ada luka lebam di seluruh tubuh dan wajah. Selain itu terdapat luka sobek di muka karena dihakimi massa. Pada lengan kanan korban masih terlilit borgol.
Singkat cerita, peradilan terhadap Tuber digelar, informasi dihimpun detikJabar Tuber Romson mendapat vonis 17 tahun penjara. Dia dinyatakan terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap muridnya Rian Herdiyana (14).
Majelis hakim yang menggelar persidangan menyebut Tuber terbukti melanggar pasal 340 KUHP dan subsider Pasal 351 serta Undang-Undang Perlindungan Anak. (d.c/Tia)