Asmara Maut Janda dan Pria Beristri di Ngawi Berujung 2 Nyawa Melayang

Jam : 06:46 | oleh -27 Dilihat
ilustrasi pembunuhan
ilustrasi pembunuhan

Ngawi, ToeNTAS.com,- Mata Kartini memandang curiga saat sedang bersih-bersih di sekitar kandang sapi belakang rumah suaminya, Kadianto di Desa Ngompro, Pangkur, Ngawi. Kartini curiga dengan tumpukan jerami yang penuh dihinggapi lalat.

Kecurigaannya pun buyar setelah ia menyingkap jerami dan menemukan sesosok mayat perempuan dengan kondisi mata melotot. Perempuan 42 tahun itu kemudian berteriak keras memecah keheningan desa.

Teriakan Kartini itu lantas mengundang warga mendekat ke sumber suara. Penemuan mayat tanpa identitas pada Sabtu, 6 Juni 2020 itu itu segera membuat heboh desa.

Penemuan itu segera dilaporkan ke perangkat desa dan dilanjutkan ke kepolisian. Tak lama, polisi dan tim melakukan olah TKP. Dari pemeriksaan jenazah, ditemukan bekas cekikan dan pukulan ke kepala.

Jenazah segera dievakuasi ke rumah sakit untuk diautopsi karena diduga menjadi korban pembunuhan. Tak lama, sekitar 500 meter dari lokasi penemuan mayat, polisi menemukan motor Honda Vario warna hitam nopol AE 2824 MZ.

Belum reda heboh penemuan mayat, warga kembali menemukan mayat gantung diri di sebuah pohon di areal Waduk Pondok. Lokasi penemuan mayat perempuan dan pria ini berjarak sekitar 30 km.

Setelah dilakukan identifikasi, mayat pria tersebut bernama Kadianto (46), sedangkan mayat perempuan yang ditemukan lebih dahulu bernama Yatmini (30) warga Desa/Kecamatan Pangkur, Ngawi.

Polisi pun menyimpulkan penemuan mayat Yatmini, motor dan Kadianto saling berhubungan. Dari pemeriksaan sejumlah saksi, selama ini Kadianto dan Yatmini memang ada hubungan asmara.

Yatmini selama ini diketahui berstatus janda, sedangkan Kadianto telah beristri dengan Kartini. Rumah tangga Kadianto dan Kartini sendiri telah pisah ranjang dan dalam proses cerai.

Meski telah pisah ranjang, Kartini memang masih kerap mengunjungi rumah Kadianto. Ini karena anaknya yang berkebutuhan khusus tinggal bersama Kadianto. Namun siapa sangka, Kartini malah menemukan mayat selingkuhan suaminya.

Dari pemeriksaan sebanyak 14 saksi dan barang bukti yang ditemukan, polisi menyimpulkan Yatmini tewas dibunuh oleh Kadianto. Setelah melakukan pembunuhan ini, Kadianto kemudian mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sekitar areal Waduk Pondok.

“Keterangan para saksi menyebut pelaku mengarah ke Kadianto yang ditemukan meninggal gantung diri. Pelaku telah bunuh diri dengan cara gantung diri di Waduk Pondok. Dari ciri kondisi jenazah diperkirakan meninggal di hari yang sama antara korban dan pelaku,” ujar Kasat Reskrim Polres Ngawi saat itu AKP Khoirul Hidayat.

Sedangkan asmara diduga kuat menjadi sebab kasus pembunuhan dan bunuh diri tersebut. Ini karena warga setempat sering melihat Yatmini dan Kadianto jalan bareng. Bahkan mereka terakhir terlihat sedang berboncengan motor sehari sebelum mereka tewas.

Kadianto dan Yatmini juga tercatat pernah digerebek warga berduaan di rumah. Karena hal ini, mereka berdua dipaksa membuat surat pernyataan.

“Bisa jadi cinta segitiga, karena memang mau menikah. Tapi Kadianto masih proses cerai dengan istri sahnya. Tapi jauh hari sebelum kejadian, keduanya pernah diamankan warga. Akhirnya dibuat lah perjanjian kalau mereka akan melanjutkan hubungan (menikah) bila sudah bercerai,” tandas Khoirul.

Dari sini, Yatmini diduga tak sabar dan memaksa Kadianto untuk segera menikahinya. Namun, Kadianto ternyata belum bisa menyanggupi permintaan Yatmini. Sebaliknya, Yatmini malah dibunuh dan disusul Kadianto dengan gantung diri. (d.c/Yoan)