Beberkan Kondisi Aslinya, Haris Azhar Sebut Orang Asli Papua Masih Ingin Hidup di Hutan

Jam : 06:57 | oleh -205 Dilihat
Haris Azhar
Haris Azhar

ToeNTAS.com,- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar membongkar rahasia-rahasia soal Papua yang selama ini bisa jadi kita sebagai masyarakat Indonesia bahkan tidak tahu sedikitpun apa sedang terjadi di wilayah yang kaya akan emas tersebut.

Dilansir dari pikiran-rakyat.com, Pertama-tama Haris Azhar menyinggung soal Papua yang lagi populer saat ini yaitu sosok Benny Wenda. Menurutnya fenomena tersebut sudah umum di negara di seluruh dunia.

“Jadi sebetulnya kalau orang yang kerja di dunia international relations atau di global movement, yang kayak Benny Wenda sebenarnya sesuatu yang biasa aja, gak perlu panik,” tuturnya.

Namun Haris Azhar punya pandangan yang berbeda dalam menyikapi persoalan tersebut. Menurutnya pemerintah justru memakai Benny Wenda untuk membuat pandangan buruk bagi Papua.

“Saya justru melihat fenomena ini sebagai dikapitalisasi untuk memberikan image buruk pada Papua,” ucapnya seperti dikutip wartawan dari kanal YouTube Refly Harun, Senin, 7 Desember 2020.

Padahal menurutnya image (gambaran) buruk Jakarta di tanah Papua jauh lebih mengerikan.

“Bagaimana Jakarta me-make up dirinya, lalu kemudian mendiskreditkan orang seperti Benny Wenda, dan gerakan papua merdeka,” tuturnya.

Ternyata apa yang terjadi di Papua hingga saat ini memiliki sejarah yang panjang.

“Jadi ada memori penderitaan yang sudah panjang di Papua itu, kenapa ini terjadi, karena memang ada praktik buruk terhadap orang asli Papua, dan itu terjadi di tanah Papua sendiri,”ucapnya.

Bahkan Haris Azhar mengungkapkan bahwa saat ini hanya kurang lebih 30 persen orang asli Papua yang tinggal di tanah Papua.

“Orang asli Papua itu sekarang populasinya menurun, di saat yang bersamaan jumlah pendatang meningkat, tetapi orang asli Papua tinggal 1 juta lebihan sementara penduduk Papua 4 Juta, jadi mereka minoritas di tanahnya sendiri,” tuturnya.

Haris Azhar menyebut berbagai praktik bisnis di tanah Papua belakangan meningkat pesat, sehingga hal tersebut memaksa Papua didominasi oleh para pendatang. 

Namun permasalahannya saat ini menurut kacamata seorang pegiat HAM bukan soal orang asli Papua yang menolak para pendatang atau non asli papua, tetapi program-program pembangunan yang merugikan orang-orang asli Papua.

“Jadi situasinya hari ini,program pembangunan dan juga program pengembangan bisnis di sana bukan hanya tidak melibatkan mereka, tetapi juga meminggirkan mereka, kenapa?,” ucapnya

Haris Azhar menjelaskan bahwa orang asli Papua pada umumnya masih ingin hidup dengan cara tinggal di hutan.

“Nah persoalannya sekarang, Indonesia, Jakarta, dan Pemerintah yang resmi-resmi selalu menganggap bahwa hidup itu harus di kota, pembangunan itu harus jembatan, padahal gak begitu, orang ya terserah hidup orang pilihan hidup orang,” tuturnya.

Agar lebih mudah dipahami Haris Azhar juga menggambarkan kondisi Papua saat ini dengan kutipan lagu dari Slank yang berbunyi, “Asal ada babi untuk dimakan, asal ada ubi untuk dibakar aku cukup bahagia.”

Maksudnya adalah yang dibutuhkan orang asli Papua untuk bahagia nyatanya bertentangan dengan apa yang diberikan pemerintah Indonesia.

Haris Azhar juga membeberkan yang menjadi salah satu penderitaan yang dialami orang asli Papua saat ini.

“Saya ketemu dengan masyarakat adat yang bilang saya mau pulang ke kampung saya, cuman pengen tinggal dan makan di kebun, simpel kan permintaannya,” tuturnya.

Namun keinginan mereka tersebut terhalang karena setiap ada keributan antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan TNI dan Polri, mereka disuruh mengevakuasi diri.

Tapi anehnya, menurut Haris Azhar di saat wilayah itu sudah aman dan mereka ingin pulang ke tempat asalnya, para penduduk asli itu tetap dilarang untuk pulang. (ina)