Antisipasi Gagal Panen, Pemkab Bogor Asuransikan 25 Ribu Ha Sawah Petani

Jam : 16:23 | oleh -201 Dilihat
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan

Bogor, ToeNTAS.com,- Kekeringan masih melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Para petani di Kabupaten Bogor pun menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak lantaran kerap mengalami gagal panen di musim kemarau.

Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, guna menanggulangi hal tersebut, pihaknya menyiapkan asuransi untuk 25 ribu hektare sawah petani. Asuransi tersebut diberikan bagi petani yang terkena dampak kekeringan.

“Tahun lalu, di 2022, kita menargetkan hanya 10 ribu hektare sawah yang diasuransikan. Nah tahun ini sebagai bagian dari antisipasi, kita naikkan jadi 25 ribu hektare. Karena sejak jauh hari juga BMKG telah memprediksi dampak kekeringan ini, jadi kita juga sosialisasikan ke para petani,” kata Iwan kepada wartawan, Kamis (26/10/2023).

Menurut Iwan, hal tersebut merupakan langkah jangka pendek untuk meminimalisasi dampak kekeringan. Klaim asuransi yang bisa diterima sebesar Rp 6 juta per hektare.

“Kita koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat untuk menangani dampak kekeringan ini,” terangnya.

Terpisah, Plt Kepala Distanhorbun (Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan) Kabupaten Bogor, Tatang Mulyadi, mengatakan asuransi tersebut ditanggung pemerintah kabupaten bersama pemerintah pusat. Sejauh ini, lanjutnya, sudah ada 41 kelompok tani (poktan) yang mengajukan klaim asuransi, dengan luas sawah mencapai 221 hektare yang tersebar di 11 kecamatan.

“Sejauh ini yang mengajukan asuransi itu sudah sekitar 16.800 hektare, kami terus mendorong agar mereka yang belum mengasuransikan lahannya bisa segera masuk. Ini menjadi bukti pemerintah hadir melindungi para petani,” ucap Tatang.

27 Ribu Hektare Lahan Produksi Beras Rusak
Iwan sebelumnya mengatakan sebanyak 27 ribu hektare lahan pertanian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dilaporkan rusak. Hal itu berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distanhorbun).

Hal itu disampaikan Iwan pada peringatan Hari Pangan Sedunia, Rabu (18/10/2023), di Taman Pemuda, Cibinong. Mulanya, Iwan menyampaikan bahwa kondisi El Nino tahun ini cukup berdampak pada ketahanan pangan.

“Hari ini El Nino ngeri-ngeri sedap, sampai awal Januari juga curah hujan belum tentu normal. Kan panjang, ini kemarin BMKG katanya Oktober mulai hujan, tapi sifatnya parsial tidak semua wilayah ada hujan. Tetap untuk pertanian juga masih belum bisa untuk bertanam karena curah hujannya belum stabil,” kata Iwan dalam sambutannya.

Iwan berharap masyarakat mulai mengubah pola pikir masyarakat tentang makan. Sebab, saat ini beras menjadi makanan yang produksinya berdampak akibat cuaca.

“Tadi disampaikan oleh Pak Deputi, cuaca di Indonesia dalam suasana tidak baik-baik saja. Manusia ini harus berinovasi dan menyesuaikan. Bagaimana menyesuaikannya berinovasi, tadi disampaikan B2SA (beragam, bergizi, seimbang, aman). Namanya manusia itu bisa berinovasi, bagaimana B2SA menghadapi situasi paceklik, kerawanan pangan, supaya tidak terjadi inflasi,” ujarnya. (d.c/Maria)