Mahasiswi Dokter Spesialis Undip yang Bunuh Diri Dikenal Pintar dan Rajin

Jam : 07:22 | oleh -526 Dilihat
ilustrasi bunuh diri
ilustrasi bunuh diri

Jakarta, ToeNTAS.com,- Mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi Undip yang ditemukan tewas bunuh diri di kamar kos ternyata merupakan lulusan dokter terbaik Unissula (Universitas Islam Sultan Agung). Perempuan berusia 30 tahun itu juga dikenal sebagai dokter yang rajin dan pintar.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, dr Telogo Wismo mengungkapkan dari hasil pembicaraanya dengan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unissula, dr Setyo Trisnadi, korban dikenal sebagai lulusan terbaik.

“Dokter Setyo, Dekan Fakultas Kedokteran Unissula bilang karena dia adalah lulusan Unissula, ini dia adalah mahasiswa terbaik,” kata dr Telogo Wismo di kantornya, Jalan Simongan, Semarang, Kamis (15/8/2024).

Wismo juga menerangkan korban juga diketahui merupakan anggota IDI di Kota Tegal. Berdasarkan laporan dokter-dokter di sana, yang bersangkutan dikenal rajin dan pintar.

“Saya sudah berkoordinasi dengan dokter di sana bagaimana, dokter R ini kebetulan bekerja di RS Khardina ini beliaunya orangnya sregep, pinter,” ujarnya.

Dia menyatakan mendukung segala proses yang tengah dilakukan baik Kemenkes maupun pihak kepolisian. Pihaknya juga bersedia bila sewaktu-waktu diminta pendapat terkait hal itu.

“IDI akan mendukung agar masalah ini bisa selesai dengan baik, karena potensinya adalah bisa terulang lagi. Nah jangan sampai ada PPDS yang meninggal karena kelelehan, sakit, jangan sampai,” ungkapnya.

“Mungkin ke depan diperlukan sebuah tim untuk mengevaluasi keberadaan kesehatan fisik teman-teman PPDS maupun kesehatan mental karena memang namanya sekolah spesialis itu tekanannya luar biasa baik tekanan fisik maupun tekanan psikis,” sambungnya.

Seperti diketahui, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi Undip ditemukan tewas pada Senin (12/8). Saat ini, pihak kepolisian dan Kemenkes tengah melakukan investigasi terkait dugaan bullying di balik tewasnya dokter perempuan itu.

Dugaan perundungan menyeruak karena di dalam buku harian yang ditemukan polisi di kamar kos korban, terungkap korban sempat bercerita ke ibunya dan mengeluh mengenai kuliah yang dijalani. Selain itu, ia juga sempat menceritakan mengenai seniornya yang disebutnya ‘memberikan permintaan ini itu’.

Apalagi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI juga menerbitkan surat berisi perintah penghentian sementara PPDS Prodi Anestesi di Undip sampai investigasi selesai digelar.

“Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di SUP Dr. Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro,” tulis Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, dr Azhar Jaya dalam surat tertanggal 14 Agustus 2024 tersebut.

“Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan Langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP,” lanjutnya.(d.c/Rio)