BEKASI (ToeNTAS.com) – Enam rumah sakit termasuk RSUD Bekasi mengaku penuh ruang ICU, akhirnya bayi perempuang warga Perumahan Pejuang Pratama, Kelurahan Pejuang, meninggal di RS Koja Jakarta Utara, Minggu (11/6) petang.
Reny Wahyuni, 40, tidak tahu kalau buah hatinya telah meninggal, “Dari tadi dia nanyain anaknya terus,” ujar Hari Kustanto, 41, suami yang tinggal di Blok L20 RT 03/06, Pejuang, Medansatria, Kota Bekasi.
Perjuangan untuk menyelamatkan sang bayi sudah dilakukan beberapa hari, namun upayanya mencari rumah sakit yang menerima istri dirawat di Intensive Care Unit (ICU) penuh. Padahal mereka telah terlindungi Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.“Termasuk RSU Kota Bekasi, menolaknya,” ujar Hari Kustanto.
Menurut Hari, selama beberapa hari mencari rumah sakit yang ruang ICU-nya kosong tidak ada, “Tiga hari saya berkeliling cari rumah sakit, tapi ditolak semua dengan alasan penuh,” kata Hari.
Awal perjuangan karyawan swasta ini bermula pada Rabu (7/6), saat dia mengantar Reny memeriksakan kehamilannya yang berusia delapan bulan di Rumah Sakit Taman Harapan Baru (THB). Saat itu, kondisi Reny tidak stabil. Tekanan darahnya tinggi sampai menembus 270/160 dan trombosit Reny rendah di bawah 5.000, sehingga membutuhkan penanganan khusus.
Merasa menjadi peserta BPJS Kesehatan, Hari lalu mengeluarkan kartu miliknya. Namun ditolak rumah sakit setempat dengan alasan ruang ICU milik rumah sakit penuh. “Mereka lalu meminta saya mencari rumah sakit lain di Kota Bekasi,” ujar pria yang bekerja sebagai mekanik di salah satu perusahaan di daerah Pulogadung, Jakarta Timur ini.
Sayangnya enam rumah sakit swasta yaitu RS Ananda Bekasi, RS Anna Medika Bekasi, RS Mekar Sari, RS Bakti Kartini, RS Bella, dan RS Hermina tetap menolaknya. Hari lalu bertolak ke RSUD Kota Bekasi, namun sayang upayanya sia-sia karena di sana juga ditolak. “Akhirnya saya dapat informasi dari saudara di RSUD Koja. Pas hari Sabtu (10/6) sore saya langsung bawa istri ke sana,” jelasnya.
Setibanya di sana, kata dia, Reny langsung menjalani operasi caesar. Nahas, beberapa menit pasca operasi , bayi perempuan itu keburu meninggal dunia karena nafas sang anak sangat lemah. “Anak saya sudah dimakamkan di TPU Makam Kembang di depan perumahan pas hari Minggu (11/6) pagi,” katanya.
Hari berharap agar pemerintah turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Jangan sampai warga lain mengalami hal serupa yang berujung pada kematian. “Istri saya memiliki riwayat penyakit darah tinggi, makanya kemarin harus mendapat penanganan cepat,” imbuhnya.(ps.c\nge).-