Menkominfo Minta 3 Sektor Ini Antisipasi Serangan Ransomware Petya

Jam : 13:12 | oleh -205 Dilihat

JAKARTA (ToeNTAS.com) – Program jahat bernama  ransomware Petya yang menyerang jaringan komputer sedang menggegerkan dunia cyberdalam skala global. Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang menggiatkan antisipasi serangan virus tersebut.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, ada tiga sektor penting yang dinilai berbahaya jika diserang ransomware Petya. Ketiga sektor itu adalah perbankan, penerbangan, dan energi.

“Pemerintah sedang berfokus untuk melakukan pencegahan pada tiga critical sector ini,” ujar Rudiantara dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (30/6/2017).

Menurut Rudiantara, Kemenkominfo telah mengirimkan notifikasi kepada bank swasta dan bank-bank milik pemerintah. Kemudian, kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.

Di bidang transportasi, menurut Rudiantara, sektor penerbangan adalah yang paling rawan terserang virus. Apalagi, selama mudik Lebaran, peningkatan jumlah penumpang mencapai 9 persen.

“Notifikasi sudah diberikan kepada berbagai perusahaan penerbangan, Angkasa Pura dan Air Navigation, karena masyarakat yang mudik ini banyak yang menggunakan pesawat,” kata Rudiantara.

Selain itu, sektor energi juga rawan diserang virus. Menurut Rudiantara, Kemenkominfo telah memberikan notifikasi kepada pengelola sistem teknologi informasi di Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Saat ini belum ada laporan mengenai Petya di Indonesia. Namun, para pengguna komputer tetap harus waspada. Saat ini, Petya baru diketahui menginfeksi server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasi di bank Ukraina, dan mematikan komputer di perusahaan perkapalan serta periklanan multinasional.

Laporan pertama organisasi yang diserang muncul dari Rusia dan Ukraina, namun dampaknya cepat menyebar ke barat ke komputer di Rumania, Belanda, Norwegia, dan Inggris. Perusahaan farmasi Merck tercatat sebagai pihak pertama di Amerika Serikat yang melaporkan mengalami serangan.

Perusahaan lain yang mengaku telah terkena serangan cyber termasuk produsen minyak Rusia Rosneft, perusahaan bahan konstruksi Prancis Saint Gobain, dan biro iklan terbesar di dunia WPP.(kom.c/dul).-