Kaca Mobil Ketua Fraksi Gerindra Dipecah, Uang Bantuan Kelompok Tani Rp 400 Juta Raib

Jam : 01:12 | oleh -141 Dilihat

Blitar, ToeNTAS.com,- Mujib langsung berjalan menuju ruang pemeriksaan Satreskrim di lantai dua begitu tiba di Mapolres Blitar Kota, Rabu (19/7/2017).

Wajah anggota Komisi II DPRD Kabupaten Blitar itu tampak lelah. Kancing baju bagian atas yang ia kenakan terlihat terbuka.

“Uangnya disimpan di tas saya letakan di jok tengah mobil. Kaca bagian kanan yang dipecah,” kata Mujib sambil berjalan menuju ruang pemeriksaan.

Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Blitar itu menjadi korban pencurian dengan modus pecah kaca.

Mobil dinas (Mobdin) pria yang juga menjabat sebagai Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Blitar itu menjadi sasaran penjahat saat parkir di Jl Masjid atau sebelah barat Alun-alun, Kota Blitar.

Uang bantuan dari provinsi untuk kelompok tani sebesar Rp 400 juta raib digasak pencuri.

Informasi yang dihimpun menyebutkan saat itu Mujib mendampingi empat kelompok tani di Kecamatan Kanigoro untuk mengambil pencairan uang bantuan dari provinsi di bank.

Awalnya, mereka berencana mencairkan uang bantuan di Bank Jatim, Kanigoro. Namun karena masih terlalu pagi, Bank Jatim Kanigoro belum bisa melayani pencairan uang bantuan.

Total nilai uang bantuan untuk empat kelompok tani itu sebesar Rp 800 juta.

Lalu mereka berinisiatif mengambil uang bantuan di Bank Jatim Cabang Kota Blitar, Jl Panglima Sudirman.

Mujib datang ke Bank Jatim dengan mengendarai mobil dinas Toyota Innova pelat merah Nopol AG 873 KP.

Sedangkan perwakilan dari empat kelompok tani yang menerima bantuan berangkat naik sepeda motor. Ada enam orang perwakilan dari empat kelompok tani yang ikut ke bank.

Setelah mengambil uang di bank, mereka hendak mencari makan di warung Es Mini, Jl Semeru. Ternyata warung Es Mini tutup.

Lalu mereka mencari makan di warung Padang Sari Bundo di Jl Masjid atau sebelah barat Alun-alun Kota Blitar.

Uang bantuan untuk kelompok tani sebesar Rp 800 juta itu dibawa di mobil Mujib.

Uang bantuan disimpan dalam empat tas, dua tas kresek dan dua tas jinjing. Tiap tas berisi uang Rp 200 juta. Tas berisi uang tersebut diletakkan di jok bagian tengah mobil.

Sesampai di warung padang, Mujib memarkir mobilnya di sebelah timur jalan menghadap ke utara. Sedangkan posisi warung padang berada di seberang lokasi parkir mobil.

Selama makan, mereka tidak mendengar suara apa-apa. Begitu selesai makan, Mujib baru sadar kaca mobilnya bagian tengah sebelah kanan pecah.

Dua tas berisi uang yang berada di dalam mobil hilang. Tas berisi uang yang hilang jenis tas jinjing. Sedangkan uang yang dibungkus tas kresek masih berada di dalam mobil.

Bowo, salah satu juru parkir di Jl Masjid mengatakan baru tahu ada aksi pencurian saat polisi datang ke lokasi.

Kebetulan Bowo menjaga areal parkir di sebelah warung makan Padang.

Menurutnya, saat aksi pencurian terjadi, jukir yang berjaga di warung makan sedang istirahat.

“Jukirnya sedang istirahat. Saya juga tidak dengar suara apa-apa,” kata Bowo.

Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono memperkirakan pelaku sudah mengawasi korban sejak mengambil uang di Bank Jatim. Lalu pelaku menguntit kendaraan yang dibawa korban.

Begitu korban memarkir kendaraan, pelaku langsung beraksi.

“Kami sudah melakukan olah TKP di lokasi. Melihat modusnya, pelaku memang sudah mengincar korban sejak berada di bank,” kata mantan Kasat Reskrim Polres Lumajang itu.

Ia menyayangkan tindakan korban yang tidak meminta pengawalan dari aparat saat mengambil uang di bank.

Padahal, polisi sudah mengimbau kepada masyarakat agar meminta bantuan pengawalan saat mengambil uang dalam jumlah banyak.

Dikatakannya, pelaku tidak mengambil semua uang di dalam mobil. Pelaku hanya mengambil dua tas masing-masing berisi uang Rp 200 juta di dalam mobil. Total uang yang digondol Rp 400 juta.

“Jumlah total uang di dalam mobil Rp 800 juta yang disimpang di empat tas. Masing-masing tas berisi Rp 200 juta. Yang diambil pelaku hanya dua tas,” ujar Heri.

Bantuan Pembangunan Irigasi
Uang yang disikat pencuri itu merupakan uang bantuan dari provinsi untuk empat kelompok tani di wilayah Kecamatan Kanigoro.

Keempat kelompok tani itu dari Desa Bangle, Desa Papungan, Desa Sawentar, dan Desa Gogodeso.

Tiap kelompok tani masing-masing mendapat uang bantuan sebesar Rp 200 juta. Rencananya, uang bantuan itu untuk pembangunan saluran irigasi di masing-masing desa para kelompok tani yang menerima bantauan.

“Uang bantuannya untuk pembangunan saluran irigasi,” kata perwakilan kelompok tani Rukun Tani Desa Bangle, Pujianto yang ikut mengamnbil uang bantuan ke bank.

Ia mengatakan pencairan uang bantuan tersebut sebenarnya langsung ke masing-masing kelompok tani. Mereka memang janjian dengan kelompok tani lain untuk mengambil uang ke bank bersama-sama.

Tujuannya agar pengambilan uang ke bank lebih aman. Mujib, selaku ketua Gapoktan Kabupaten Blitar, ikut mendampingi para kelompok tani mencairkan uang ke bank.

“Kami pulang bareng-bareng, biar ramai, biar aman,” ujar Pujianto.

Perwakilan kelompok tani Desa Papungan, Arif Efendi mengatakan pengajuan uang bantuan itu sudah sejak awal tahun.

Pencairan uang bantuan baru Juli 2017 ini. Sebenarnya, tiap tahun, para kelompok tani mengajukan uang bantuan dari provinsi.

Tapi pengajuan uang bantuan itu belum tentu disetujui oleh provinsi.

“Tahun ini baru mendapatkan uang bantuan,” katanya.

Sebenarnya, saat hendak mencairkan uang bantuan para perwakilan kelompok tani sudah membawa tas sebagai tempat uang.

Mereka juga bisa membawa sendiri-sendiri uang bantuan tersebut. Tapi agar lebih aman, uang bantuan itu dijadikan satu dititipkan ke mobil Mujib. Lalu mereka bersama-sama mampir mencari makan terlebih dulu.

Ternyata nasib berkata lain, uang bantuan yang ditaruh di mobil Mujib malah digasak pencuri saat ditinggal makan.

(tn.c/to)