Gerindra Minta Gatot Nyapres di 2024, Prabowo Takut Tersaingi?

Jam : 03:27 | oleh -143 Dilihat

Jakarta, ToeNTAS.com,- Politikus Partai Gerindra Habiburokhman menilai sebaiknya mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mencalonkan diri pada pemilihan presiden di tahun 2024. Apakah Habiburokhman takut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tersaingi?

Pengamat politik dari Media Survey Nasional (Median), Rico Marbun tidak melihat adanya ketakutan tersebut. Dia menyebut, selama bukan Prabowo Subianto sendiri yang mengatakan itu, maka imbauan semacam itu hal yang biasa.

“Selama itu bukan Pak Prabowo yang bicara, semua kemungkinan itu bisa saja terjadi. Harus kita ketahui di setiap parpol tidak mungkin semua orang punya pendapat yang sama. Artinya semua faksi punya jagonya sendiri. Misalnya Gerindra tidak hanya menggadangkan Prabowo saja, kita dengar ada Anies Baswedan, bahkan ada juga yang menggadang nama Gatot Nurmantyo,” kata Rico saat berbincang dengan wartawan, Sabtu (17/3/2018).

Rico mengatakan, apa yang dilakukan Habiburokhman itu bisa disebut semacam upaya ‘mempersulit’ tiket masuk ke Gerindra. Artinya, harus ada upaya ekstra bagi Gatot untuk bisa masuk ke Gerindra untuk tujuan Pilpres 2019 mendatang.

“Jadi kalau menurut saya, yang dilakukan beberapa orang Gerindra itu playing hard to get, artinya tidak gampang bagi orang atau politisi masuk ke Gerindra,” katanya.

Rico menjelaskan maksud pernyataan tersebut. Dia mengatakan, saat ini Gerindra merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia, bahkan masuk dalam ranking tiga besar. Untuk itu, masuk ke Gerindra dan mencalonkan diri dari partai tersebut merupakan tiket yang sangat berharga.

“Tentu tidak mudah bagi politisi manapun untuk masuk baik sebagai capres atau cawapres. Artinya ini tidak mudah. Jadi ini sikap logis yang ditunjukkan politisi Gerindra supaya partai ini tidak menjadi ‘murahan’. Ini bukan barang murah, partai ini partai besar. Sinyal ini harus dibaca Pak Gatot,” katanya.

Dia pun menyarankan agar Gatot lebih peka dengan pernyataan Habiburokhman tersebut. Rico menilai, apa yang disampaikan politikus Gerindra itu bisa disinyalir sebagai sinyal agar Gatot melakukan komunikasi yang lebih intens dan efektif dengan Gerindra.

“Dia harus beri komunikasi lebih intens, kalau memang ingin masuk ke Gerindra. Bukan hanya ke Prabowo, tapi juga ke faksi-faksi yang ada di Gerindra. Jadi menurut saya ini sinyal buat Pak Gatot bahwa ini partai bergengsi, kalau ingin ambil tiket Gerindra harus bicara serius dan pendekatan yang intensif, kalau memag dia ingin maju,” jelas Rico.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Gerindra Habiburokhman menilai Jenderal Gatot Nurmantyo belum saatnya menjadi calon presiden. Menurutnya, Gatot harus masuk ke partai terlebih dahulu, baru kemudian nyapres di pemilu setelah 2019.

“Masuk ke parpol dulu. Masuk, terus besarkan. Jadi tahun 2024 Pak Gatot bisa nyalon presiden. Kan berpolitik itu harus berproses, tidak ujug-ujug,” ujar Habiburokhman di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Sabtu (17/3/2018).

Menurut Habiburokhman, hal ini merupakan efek dari ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold. Itu adalah syarat bagi capres harus mengantongi dukungan parpol atau gabungan parpol yang memiliki minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional hasil Pemilu 2014.

“Jadi, Pak Gatot, idealnya, dia sosok negarawan yang sangat berkualitas. Tapi tahapannya, jika dia mau jadi capres, dia tahapannya didukung salah satu parpol, bantu besarkan, dapat 20 persen,” kata Habiburokhman.

Nama Gatot memang masuk di bursa Pilpres 2019. Sayang, hingga saat ini, jenderal bintang empat itu belum ada tanda-tanda mendapat dukungan dari parpol.

Gerindra sendiri sudah menyatakan menutup pintu bagi Gatot. Padahal eks Panglima TNI itu disebut-sebut memiliki logistik kuat untuk maju Pilpres 2019, melebihi Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

“Jadi peluang Pak Gatot tertutup kalau ingin maju dari Gerindra,” ungkap Wasekjen Gerindra Aryo Hashim Djojohadikusumo sebelumnya. (det.c/Kris)