Bekasi, ToeNTAS.com,- KPAI Bekasi merasa prihatin dengan aksi perploncoan terhadap 7 siswa SD oleh teman sekolahnya. Para pelaku terinspirasi dari media sosial.
“Ketika kita observasi awal, si anak ini memang ini-nya (terinspirasi) dari media sosial, dari YouTube,” ujar Ketua KPAD Kota Bekasi, Aris Setiawan, ketika dihubungi, Jumat (13/9/2019).
Aris menyebutkan pelaku sering menonton video yang mempertontonkan adegan kekerasan di YouTube. Pelaku dengan mudah melakukan pencarian konten video kekerasan di YouTube.
“Iya macem-macem (videonya) yang fighting, sport, sampai tawurannya. Ketika kita buka YouTube dia gampang banget nyarinya yang itu,” ujar Aris.
Aris menambahkan, kasus ini telah diselesaikan bersama-sama pihak sekolah, orang tua, dan instansi terkait. Aris memastikan pelaku dan korban tetap bersekolah di sekolah yang sama.
“Sudah disampaikan tentang upaya penanganannya dari KPAD, tidak lanjut ke proses hukum dan sudah disepakati. Tinggal memang dan anak-anak tetap bisa sekolah, cuma kita tindak lanjuti dengan konseling pelaku dan korban,” ujar Aris.
Anak pelaku dan korban akan diberikan konseling. Hal ini dilakukan sebagai trauma healing.
“Secara medis lengkap kita belum tahu, itu orang tua sudah saling memaafkan, kita upayakan terhadap traumanya, apapun itu kemarin sudah kita tanya, mau dituntaskan sendiri, mau periksa sendiri, tapi tidak dilanjuti proses hukumnya,” ujarnya.
Aris mengatakan kasus perploncoan ini sudah tuntas. Dia berharap tidak ada kejadian serupa terulang.
“Ya clear kalau penanganannya sudah tinggal konselingnya aja. Kita nggak bisa tentuin ada yang selesai seminggu ada yang setahun. Karena kan, kita juga kembalikan ke jadwal anak. Tapi tergantung orang tua juga, kadang kan juga ngabisin waktu mereka juga kita kembalikan ke mereka,” ujarnya.
Dalam video yang beredar, tampak 7 siswa duduk jongkok. Ketujuh siswa itu menghadap seorang siswa yang berdiri seperti memberikan arahan. Semua anak dalam video itu mengenakan seragam sekolah.
Kemudian, siswa yang berdiri itu memberikan pukulan ke arah kepala ke setiap siswa yang jongkok. Mereka dipukul di bagian kepala.
Peristiwa itu disebutkan terjadi pada Senin (9/9) lalu. Saat itu anak-anak tersebut baru mengikuti upacara, lalu berkumpul di lorong di lingkungan sekolah. (det.c/N)