Bupati Bogor Menjamin Bahwa 40 Persen Kemacetan akan Berkurang Setelah Puncak 2 Selesai Dibangun

Jam : 01:13 | oleh -164 Dilihat

ToeNTAS.com,- Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin menyerahkan buku kajian pentingnya dibangun Jalan Poros Tengah Timur atau Puncak 2 kepada Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, saat meninjau pos pelayanan Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor.

Usai penyerahan buku kajian pentingnya dibangunnya Jalan Poros Tengah Timur atau Puncak 2, Bupati Bogor kepada wartawan mengatakan pembangunan Jalan PTT atau Puncak 2 terasa penting karena banyak ketimpangan ekonomi dan insfrastruktur.

“Pembangunan Jalan PTT atau Puncak 2 itu penting karena menjadi solusi terkait permasalahan ketimpangan ekonomi dan insfrastruktur.”

“Oleh karena itu, tadi, selain menyerahkan buku kajian pentingnya dibangunnya Jalan Poros Tengah Timur atau Puncak 2, saya juga menyerahkan kesimpulan pertemuan 11 kepala daerah di Borderline Economy Summit (BES) 2019,” kata Bupati, Senin (30/12/2019).

Bupati Bogor menambahkan bahwa selain bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di Kecamatan Sukamakmur, Citeureup, Babakan Madang dan sekitarnya, Jalan PTT atau Puncak II akan mengatasi kemacetan lalu lintas di Kawasan Puncak.

“Dengan adanya Jalan Puncak 2, pendapatan ekonomi masyarakat meningkat karena tumbuhnya dunia parawisara dan pertanian, selain itu, saya menjamin bahwa 40 persen kemacetan lalu lintas di Kawasan Puncak akan berkurang,” katanya.

Sementara itu, diberitakan sebelumnya bahwa selama 12 jam, kawasan Puncak, Kabupaten Bogor bebas dari kendaraan di malam tahun baru nanti.

Karena, diprediksi masih akan jadi primadona masyarakat untuk menikmati malam tahun baru 2020.

Pada malam tahun baru, diperkirakan akan terjadi lonjakan jumlah kendaraan roda dua dan roda empat yang menuju kawasan Puncak dengan rata-rata di atas 30.000 kendaraan per hari.

Hal itu disampaikan oleh Kasat Lantas Polres Bogor AKP Fadli Amri dalam rapat yang juga dihadiri oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Balai Jalan VI Kementerian PUPR, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor.

Menurutnya, untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas ke arah Puncak, akan dilaksanakan Car Free Night mulai 31 Desember 2019 pukul 18.00 sampai 1 Januari 2020 pukul 06.00 WIB.

“Penutupan dilakukan di Interchange Gadog (Pos 1 Bandung) dan SPBU Patung Ayam,” ujar Fadli dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/12/2019).

Sebelum dilaksanakannya Car Free Night, diberlakukan one way ke arah Puncak mulai 31 Desember 2019 pukul 07.00 hingga 12.30 WIB.

Kemudian, dilanjutkan dengan pembukaan arus lalu lintas dua arah pada pukul 12.30-18.00 WIB, kemudian dilanjutkan lagi dengan Car Free Night.

Kasatlantas menjelaskan, pada 1 Januari 2020 setelah pukul 06.00 WIB diberlakukan one way ke arah Puncak selama 1-2 jam, kemudian dua arah sampai pukul 13.00 WIB.

“Setelah itu diberlakukan one way ke arah Jakarta mulai pukul 13.00 sampai arus lalu lintas kembali normal,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menunda pelaksanaan uji coba kedua kanalisasi 2:1 jalur Puncak yang semula direncanakan pada Minggu (3/11/2019).

Penundaan kanalisasi jalur Puncak dilaksanakan sampai akhir November 30 November 2019 atau awal Desember 2019.

Oleh karena itu pada Minggu (3/11) besok, jalur Puncak diberlakukan kembali sistem 1:1 atau one way alias buka tutup jalur.

Hal itu terungkap dalam jumpa wartawan di ruang rapat Bupati Bogor, Cibinong, Kamis (31/10/2019).

Hadir dalam jumpa pers, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Sarifah Sofiah, Sekretaris Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Hendro Surahmat, Kasatlantas Polres

Bogor AKP Muhammad Fadli Amri, Plt Kadiskominfo Kabupaten Bogor Kardenal, Perwakilan Polda Jabar Kompol Eka Permatasari, Dishub Jabar Bambang Hermawan.

Bupati Bogor, Ade Yasin membuka rapat evaluasi dan meninggalkan tempat karena mengisi kuliah umum ke Universitas Pakuan, Bogor.

Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Sarifah Sofiah mengemukakan, penundaan uji coba tersebut sesuai dengan arahan Bupati.

Namun, Sarifah Sofiah menegaskan, ujicoba kanalisasi 2:1 tetap akan dilanjutkan.

“Walaupun ditemui kendala, kita jangan menyerah untuk uji coba.”

“Sebab, yang paling merasakan adalah masyarakat karena terganggu mobilitasnya akibat one

way,” katanya.

Dikatakannya, uji coba tidak pada tanggal 3 November 2019.

“Direncanakan awal Desember atau akhir November 2019,” katanya.

Penundaan uji coba ini dilandaskan pada pertimbangan, karena pada tanggal 3 November 2019 di Kabupaten Bogor menggelar Pilkades di 270 desa. Pemkab Bogor dan Polres Bogor konsentrasi memantau jalannya Pilkades.

Kemudian, pihak terkait memerlukan informasi dari Kementerian PUPR yang sedang menyelesaikan pekerjaan prasarana jalan.

“Kami dapat info dari Kementerian PUPR prasarana sepanjang 5 km di jalur Puncak selesai awal Desember,” kata Sarifah.

Pemkab Bogor, BPTJ dan seluruh pihak terkait akan melakukan rapat internal sesuai kewenangannya pada minggu ini.

Sampai awal Desember rekayasa one way akan dilakukan sebagai berikut:

Sabtu

08.00-12.00 WIB one way ke atas.

14.00-19.00 WIB one way ke bawah

Minggu

08.00-12.00 WIB one way ke atas

14.00-19.00 one way ke bawah.

Sebelum ini, Polres Sukabumi Kota mengatur rekayasa lalu lintas di wilayah perkotaan Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Rekayasa ini di antaranya untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas dari pengalihan penutupan jalur Puncak, Bogor, yang rencananya berlangsung Senin petang hingga Selasa (1/1/2019) pagi.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Sat Lantas) Polres Sukabumi Kota AKP M Bima Gunawan mengatakan, kendaraan bermotor dari arah Jakarta atau Bogor dengan tujuan Cianjur dialihkan ke Jalur Lingkar Selatan (Lingsel) di Cibolang, Cisaat.

Begitu juga, lanjut dia, kendaraan bermotor dari arah Cianjur dengan tujuan Bogor atau Jakarta dialihkan ke Jalur Lingkar Selatan di persimpangan Jalan Selakaso, Cibeureum.

“Jadi, tak ada kendaraan menuju Cianjur atau sebaliknya yang masuk ke pusat perkotaan Kota Sukabumi,” kata Bima kepada wartawan selesai apel Korps Rapor Kenaikan Pangkat di Bundaran Tugu Adipura, Senin (31/12/2018).

Bima menuturkan, untuk di wilayah pusat perkotaan Kota Sukabumi, beberapa ruas jalan juga mengalami pengalihan arus lalu lintas.

Selain itu, ia mengatakan ada juga ruas jalan yang akan ditutup untuk semua jenis kendaraan.

“Rekayasa lalu lintas ini dilakukan secara insidentil saat terjadi peningkatan aktivitas masyarakat dan volume kendaraan,” kata dia.

Menurut dia, di pusat Kota Sukabumi akan ditempatkan anggota di 27 titik dalam mengatur rekayasa lalu lintas.

Semua anggota bertugas mengatur arus lalu lintas pada jam-jam padat kendaraan.

“Kami mengimbau kepada para pengendara, jangan lupa tetap melengkapi dengan perlengkapan kendaraan, baik surat-surat maupun helm guna menghindari kecelakaan,” imbau Bima. (tn.c/c)