Gejala Corona, Haruskah Langsung Periksa Jika Batuk dan Demam?

Jam : 09:26 | oleh -252 Dilihat
Ilustrasi virus corona COVID-19
Ilustrasi virus corona COVID-19

Jakarta, ToeNTAS.com,- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, tertular virus corona COVID-19. Karena penularan virus ini begitu cepat dan tidak pandang bulu, banyak yang penasaran mencari tahu gejala infeksi virus corona COVID-19.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut gejala umum infeksi virus corona mencakup demam, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih berat, bisa memicu pneumonia, severe acute respiratory syndrome (SARS), gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Namun perlu juga mengenali gejala dan kapan harus memeriksakan diri.

Dikutip dari The Guardian, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui seputar gejala virus corona.

Apa saja gejala virus corona COVID-19?

Batuk demam, dan sesak napas adalah beberapa tanda umum yang ditemukan pada pasien COVID-19. Seperti disebutkan sebelumnya, pada kasus yang lebih parah bisa memicu pneumonia dan gagal organ.

Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah pneumonia tidak membaik dengan pemberian antibiotik. Infeksi virus memang tidak bisa diobati dengan antibiotik, berbeda dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.

Haruskah ‘tes corona’ bila mengalami batuk?

Jika diyakini ada riwayat kontak dengan kasus positif, atau punya riwayat habis bepergian ke negara atau wilayah yang mengalami wabah, maka sangat dianjurkan untuk segera melapor dan memeriksakan diri.

Bisa dengan menghubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119 dan bisa dengan mendatangi rumah sakit rujukan kasus corona terdekat.

Bisakah virus corona menular dari orang ke orang?

Bisa. Saat ini, penularan dari orang ke orang telah terjadi di mana-mana.

Siapa saja yang bisa tertular?

Semua orang bisa tertular. Dilihat dari usia, virus corona COVID-19 menjangkiti lansia hingga kasus termuda yang pernah tercatat adalah bayi baru lahir di Inggris.

Berdasarkan status sosial, semua kalangan sama-sama punya risiko. Tenaga kesehatan yang setiap hari secara langsung menangani pasien positif tentu punya risiko lebih tinggi. Selebritis, pejabat, bahkan atlet, tidak luput dari infeksi.

Adakah yang sembuh dari virus corona?

Dari 96 kasus yang terkonfirmasi positif di Indonesia, 8 di antaranya telah dinyatakan sembuh. Indikasinya adalah tidak ada keluhan fisik dan dua kali pemeriksaan menunjukkan hasil negatif.

Tercatat pula ada 5 kasus meninggal dunia, umumnya dialami pasien yang memiliki komorbiditas atau penyakit penyerta.

Data di seluruh dunia, dari 156 ribu lebih kasus terkonfirmasi, lebih dari 72 ribu kasus dinyatakan sembuh dan kurang dari 6 ribu meninggal. Lansia dengan riwayat penyakit penyerta mendominasi kasus kematian akibat virus corona COVID-19. (det.c/r)