Pengusaha Katering Putar Otak Biar Selamat dari Corona

Jam : 07:43 | oleh -172 Dilihat
foto
foto

Jakarta, ToeNTAS.com,- Kegiatan usaha ikut digerogoti oleh keganasan virus Corona (Covid-19). Lumpuhnya kegiatan masyarakat karena harus menjaga jarak untuk mencegah penularan membuat sejumlah sektor bisnis lesu.

Bisnis katering salah satu yang kena imbas keganasan wabah virus corona. Menurut Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) para pengusaha katering mengalami kejatuhan omzet hingga 40% dibandingkan sebelumnya adanya pandemi Covid-19.

“Jadi kalau dipukul rata sih mereka kondisinya secara total ya, secara total ya kita di bisnis jasa boga ini 40% lah turunnya,” kata Dewan Pembina APJI Diana Dewi saat dihubungi wartawan, Minggu (29/3/2020).

Padahal mendekati Ramadan biasanya banyak orang yang bakal menggelar acara. Tentu saja bisnis katering akan diuntungkan karena event-event yang digelar membutuhkan jasa penyedia makanan.

Sayangnya merebaknya virus Corona membuat peluang tersebut hilang sehingga pemasukan pebisnis katering turun drastis, dibandingkan sebelum ada wabah Covid-19.

“Iya lumayan kan, berhenti semua ya. Seharusnya kalau mau hari raya gini orang pesta banyak sekali,” jelasnya.


Lanjut dia, yang paling terdampak dengan adanya wabah virus Corona adalah katering yang khusus bergerak di event-event seperti acara pernikahan. Sedangkan katering industri untuk pabrik, perkantoran dan rumah sakit masih bisa bertahan.

Nasib karyawan katering bagaimana? Lanjut ke halaman berikutnya.

Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) Diana Dewi mengungkapkan bahwa karyawan katering mulai dirumahkan imbas ditundanya pernikahan atau resepsi pernikahan.

Dia menjelaskan pernikahan atau resepsi pernikahan ditunda imbas pandemi virus corona (Covid-19) yang makin banyak menelan korban. Saat ini sudah tidak ada order sama sekali.

“Sangat luar biasa. Kita bisnis katering itu sudah turun (orderan). Kalau untuk yang pesta pernikahan sudah 100%. Tidak ada order, semuanya dibatalkan pernikahan,” kata dia saat dihubungi wartawan, Minggu (29/3/2020).

Karyawan yang dipulangkan khususnya yang bekerja di bisnis katering level UKM. Mereka memang biasa digaji harian yang dipekerjakan hanya ketika ada order.

“Kan berdampaknya bagaimana karyawannya bisa berlangsung, karena mereka kan sebenarnya banyakan UKM ya. Jadi memulangkan karyawan-karyawan akhirnya. Karena kan karyawan-karyawan itu memang sudah terbiasa mereka juga mendapat gajinya kayak outsourcing ya, harian gitu,” jelasnya.


Mau tidak mau hal semacam itu dilakukan karena memang sudah tidak ada lagi pelanggan yang memesan jasa katering untuk event atau kegiatan seperti pernikahan.

“Memang sudah nggak ada customernya lagi ya. Semuanya ditunda sih,” tambahnya.

Mereka pun harus putar otak demi mempertahankan bisnisnya.

Pengusaha katering putar otak untuk tetap menjalankan bisnisnya di tengah banyaknya pesanan untuk pernikahan yang dibatalkan. Pesanan tersebut dibatalkan karena wabah virus corona (Covid-19) membuat acara pernikahan ditunda sementara waktu.

Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) Diana Dewi menjelaskan, sebagian pengusaha katering mengubah model bisnisnya dengan menyediakan layanan pesan antar.

“Ya sekarang mereka sebagian ada yang berinovasi dengan membuat promosi layanan antar ke rumah-rumah, bekerja sama dengan GoFood,” kata dia saat dihubungi wartawan, Minggu (29/3/2020).

Dia menjelaskan, biasanya pengusaha katering ada yang khusus bergerak untuk melayani event atau suatu acara, ada yang khusus melayani kebutuhan perkantoran, pabrik, hingga rumah sakit. Ada juga yang menggeluti keduanya secara bersamaan.

Untuk tetap mempertahankan bisnis kateringnya, pengusaha pun mulai fokus memasok makanan untuk pabrik-pabrik hingga rumah sakit.

“Ada yang memang dia mengalihkan fokusnya kepada industrinya. Ya sudah (layanan untuk event) itu ditinggalkan gitu karena memang sudah nggak ada customer-nya lagi ya. Semuanya (event) ditunda sih,” jelasnya.


Meski begitu, bukan berarti bisnis mereka lancar-lancar saja. Diakuinya penurunan omzet imbas pandemi Covid-19 tidak bisa dielakkan. Bahkan sebagian pengusaha memilih merumahkan karyawannya yang biasa digaji harian.

” Kan berdampaknya bagaimana karyawannya bisa berlangsung, karena mereka kan sebenarnya banyakan UKM ya. Jadi memulangkan karyawan-karyawan akhirnya. Karena kan karyawan-karyawan itu memang sudah terbiasa mereka juga mendapat gajinya kayak outsourcing ya, harian gitu,” tambahnya. (det.c/c)