Pinrang, ToeNTAS.com,- Sanima (27), pelaku penganiayaan berujung maut yang juga ibu tiri korban MT (4) akhirnya memberi keterangan perihal luka gigitan di dagu anak tirinya. Sanima mengaku mengigit dagu korban, namun bukan untuk menyakiti, melainkan mengecek korban sadarkan diri.
“Luka gigitan di dagu tesrebut diakui tersangka saat dia membawanya ke bidan desa, tersangka menggigit dagu korban untuk melihat reaksi korban , namun saat ddigigit korban tidak merespon. Artinya saat dibawa, memang kondisinya sudah sangat kritis,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Dharma Praditya Negara saat dihubungi wartawan, Sabtu(20/6/2020).
Dharma juga mengungkap saat ini pihaknya sedang mencari keberadaan ponsel tersangka. Kepada polisi, tersangka mengaku ponselnya hilang.
“Kita sementara mencari HP milik tersangka. Siapa tahu dari HP tersebut ada bukti baru yang bisa kami dapatkan,” ucap Dharma.
Sebelum peristiwa nahas tersebut, tersangka diketahui masih menjalin hubungan dengan mantan suaminya yang merawat anak semata wayangnya yang berkebutuhan khusus. Anaknya tak memiliki lubang dubur dan rencannya akan menjalani operasi.
“Menurut pengakuan tersangka , suaminya beberapa kali minta rujuk dan bilang ke tersangka ‘kenapa kau mau rawat anaknya orang, sementara ada anakmu di sini yang lagi sakit’,” tutup Dharma.
Sebelumnya diberitakan, penganiayaan yang berujung tewasnya MT terjadi pada Selasa (16/6) di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ayah korban langsung pulang setelah menerima kabar kematian MT dari seorang tetangganya yang merupakan bidan.
“Pas sampai di rumah ayahnya mendapati korban dengan beberapa luka di bagian tubuhnya,” tutur Dharma sebelumnya.
Karena luka tersebut, ayah MT yang bernama Herman itu langsung melaporkan kejadian ini ke polisi. Sanima pun diamankan polisi untuk keperluan pengembangan kasus.
“Selanjutnya personil bersama tim medis melakukan pemeriksaan bagian tubuh korban dan terdapat beberapa luka, masing-masing Luka lebam pada dada, luka gigitan pada dagu, luka lebam pada perut serta luka lebam pada punggung,” jelas Dharma. (det.c/k)
