Jakarta, ToeNTAS.com,- Massa aksi demo yang menolak omnibus law Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja (RUU Ciptaker) tidak menjaga jarak saat aksi di depan gedung DPR RI. Pimpinan buruh menyatakan hal tersebut di luar dugaan.
Saat melakukan aksi, massa terlihat berkerumun dan saling berimpitan. Mahasiswa pun ikut dalam aksi menolak omnibus lawini. Salah satu kelompok massa buruh yang berdemo datang dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi).
Ketua Umum Kasbi Nining Elitos mengatakan sudah mengatur dan mengimbau protokol kesehatan kepada massa aksi. Dikatakan Nining, kondisi massa tidak menjaga jarak terjadi di luar dugaannya.
“Sebenarnya kami sudah mengatur tentang standar kesehatan tentang bagaimana protokol kesehatan memakai masker, memakai sarung tangan, menjaga jarak, tapi karena masa yang begitu besar dan kemudian tempat yang begitu minimal, sehingga kemudian ini terjadi di luar dugaan kita,” kata Nining di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Nining menuturkan, sebelumnya, massa aksi sempat berbaris rapi dan tertib sesuai dengan protokol kesehatan. Dia pun menyayangkan sikap DPR yang tidak mendengarkan pandangan mereka saat massa aksi tertib berorasi.
“Sebenarnya yang kita sayangkan adalah kenapa sejak tadi sudah rapih sudah tertib dengan protokol, tidak serius didengarkan oleh DPR. Artinya kan DPR yang menghendaki ini, wakil rakyat dan pemerintah yang menghendaki ini,” tuturnya.
Hingga pukul 18.45 WIB, massa buruh masih bertahan di depan gedung DPR. Saat menggelar aksinya, massa buruh terlihat tidak menerapkan protokol COVID-19. Mereka tidak menerapkan jaga jarak dan terlihat saling berimpitan.
Ada massa buruh yang duduk di jalur TransJakarta. Ada juga massa buruh yang duduk di atas tembok pagar pembatas jalan tol. Lalu massa buruh lainnya, memadati Jalan Gatot Subroto dengan berdiri di mengelilingi mobil komando untuk mendengarkan orator berbicara.
Tidak ada jaga jarak dalam aksi ini. Semuanya berkerumun. Semua membaur menjadi satu untuk menolak omnibus law RUU Ciptaker. Unjuk rasa ini dibatasi dengan kawat besi berduri. Polisi pun melakukan penjagaan di balik kawat besi.
Sebelumnya, massa buruh sempat merusak kawat berduri. Ini terjadi setelah perwakilan massa buruh tak bisa menemui anggota DPR. (det.c/e)