Jakarta-ToeNTAS.com.,-Di tengah Pandemi Covid 19 saa ini, diharapkan pendidikan di Indonesia tidak kendor atau mundur ke belakang. Mengingat para siswanya belajar online di rumah dan dinilai kurang efektif.
Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra)Prof. DR. H. Sumaryoto merinci perihal kerangka kerja terperinci di bidang pendidikan salah satunya adalah Ujian Standar Berstandar Nasional (USBN) menjadi Ujian Sekolah.
Sumaryoto mengatakan bahw sistem pendidikan tersebut dinilai terlalu cepat. Untuk menjaga kualitas pendidikan dibutuhkan kontrol dan evaluasi karena selama ini peran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewakili Pemerintah Pusat.
“Terlalu cepat menyerahkan kewenangan penyelenggaraan ujian sekolah, itu karena selama ini-kan pusat ikut berperan. Jadi dalam rangka menjaga standar itu dan keseragaman harus ada semacam monitoring, kontrol dan evaluasi yang diadakan oleh Pusat,” katanya kepada wartawan.
Sumaryoto menilai, Ebtanas dianggap cukup tepat dibandingkan dengan Ujian Sekolah (US). Alasan tepat, karena nilai Ebtanas mencerminkan hasil nilai yang murni di sebuah sekolah.
Kemudian, Sumaryoto merinci jika berbicara ujian secara otomatis akan berbicara kelulusan. Namun, diluar negeri dia tidak menemui yang namanya ujian dan bedanya ditingkat Perguruan Tinggi mahasiswa pasti mengalami ujian akan tetapi ada evaluasinya.
Selain sistem pendidikan, dia juga meminta pemerintah untuk membereskan kesejahteraan guru-guru di Indonesia. Bukan tanpa alasan, dia kembali mencontohkan pendapatan gaji guru di Jakarta berbeda jauh dengan didaerah-daerah lainnya hal tersebut akan berdampak pada mutu pendidikan.
Rektor Unindra itu juga mengkritisi pemerintah baik sistem pendidikan hingga status pengangkatan tenaga honorer guru yang masih bermasalah. Dia berharap mendatang, untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia pemerintah harus mempertimbangkan kesetaraan gaji tenaga pendidik. (Inge/Kris),-