ToeNTAS.com,- Para deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) meminta Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menolak Bintang Mahaputera yang akan diserahkan Presiden Jokowi bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November nanti. Di hitung dari hari ini, eks Panglima TNI itu punya waktu 3×24 jam untuk menimbang-nimbang. Nerima apa nolak.
Dilansir dari wartaekonomi.co.id, Menurut salah satu deklarator KAMI, Marwan Batubara, permintaan itu dilatari sebuah alasan. Apa itu? Dia curiga, pemberian Bintang Mahaputera ke Gatot adalah cara pemerintah untuk menjinakkan oposisi. Soalnya, pemberian penghargaan itu terkesan tiba-tiba.
“Itu kan cara menjinakkan orang orang yang berbeda sikap dengan pemerintah,” ujarnya, kemarin.
Dengan menolak menerima penghargaan itu, Marwan yakin, citra Gatot sebagai salah satu tokoh oposisi kuat bisa terjaga. Profil, kualitas, sekaligus komitmen Gatot untuk memperjuangkan kebenaran dan aspirasi, akan terlihat. Kepercayaan dan harapan masyarakat pun bisa tetap tumbuh.
Namun, Marwan mengaku belum menyampaikan permintaan ini langsung ke Gatot. Yang pasti, dia mengklaim, sebagian besar anggota KAMI juga punya permintaan serupa.
Gatot diharapkan mau mendengarkan permintaan tersebut. Apalagi Gatot merupakan Presidium KAMI. “Secara gamblang, saya ingin mengatakan jangan pernah mau menerima tawaran itu,” wanti-wantinya.
Bagaimana dengan deklarator KAMI lainnya? Refly Harun punya pendapat berbeda dengan Marwan. Gatot boleh saja menerima penghargaan itu, kalau mau. Kalau mengutip Menko Polhukam Mahfud MD, Bintang Mahaputera itu merupakan hak Gatot.
“Tidak jadi masalah Pak Gatot datang ke Istana lalu menerima tanda jasa atau tanda kehormatan Bintang Mahaputera,” ujar Refly dalam video YouTube berjudul Gatot Nurmantyo di Persimpangan. (ade)