Keponakan Prabowo Berontak: Anda Boleh Fitnah Saya, Tapi Jangan Pikir Kalian Bisa Bohongi Rakyat!

Jam : 19:49 | oleh -106 Dilihat
Rahayu Saraswati.
Rahayu Saraswati.

ToeNTAS.com,- Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Rahayu Saraswati merasa ada pihak yang mengaitkan penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terhadap dirinya.

Dilansir dari pikiran-rakyat.com, Saraswati menilai hal tersebut dilakukan terkait urusan politis.

“Sejak hasil survei oleh Indikator keluar, di mana Muhamad-Saraswati unggul, saya tahu ada kemungkinan besar kami akan dilanda dengan segala upaya untuk menurunkan kredibilitas dan elektabilitas kami.”

“Tak lama kemudian berita soal Menteri KKP keluar. Saya tahu bahwa kemungkinan besar hal itu akan dipermainkan untuk menyerang saya dalam kontestasi politik.”

“Strategi seperti ini bukanlah hal baru. Dan sayangnya, dugaan saya benar,” kata Saraswati dalam keterangannya, Sabtu 28 Nobember 2020.

Keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini mengatakan dirinya sudah membahas persoalan ekspor benur sebelum mendeklarasikan diri maju ke Pilkada Tangsel.

Dia mengatakan ada dua episode pembahasan soal bisnis lobster yang diunggah dalam program di kanal YouTube-nya, Let’s Talk with Sara (LTWS).

Dia mengatakan dua episode tersebut berisi perbincangannya dengan Efeendi Gazali dan ahli lobster dari Indonesia, Bayu Priyambodo.

Sementara satu episode lainnya berisi penjelasan dari sang ayah, Hashim Djojohadikusumo.

Saraswati menolak dikaitkan dengan kasus penangkapan Edhy Prabowo. Dia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menjatuhkan nama baiknya.


Berikut pernyataan Saraswati:

Kasusnya Menteri KKP hanya berhubungan dengan gratifikasi yang dilakukan 1 PT. Tapi ini politik. Nama saya dikait2kan. Tidak peduli caranya, walau hanya penggiringan opini berdasarkan asumsi tanpa bukti, yang penting pokoknya bagaimana supaya menjatuhkan nama baik dari seorang Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Terlalu sering saya melihat senior-senior saya di politik diam saat difitnah dan digempur dengan isu. Mungkin itu cara mereka untuk meredakan situasi karena dianggap “toh nanti masyarakat juga akan lupa sendirinya”. Atau dianggap tidak penting untuk berdialog dengan tembok (alias mereka yang tidak peduli kebenaran tapi yang penting tuduhan sudah dilontarkan).

Namun tidak ada yang perlu saya tutup-tutupi dan fitnah yang dilontarkan sudah merambat kemana-mana, sampai banyak orang yang sangat peduli dengan saya terganggu. Jadi saya mengeluarkan pernyataan ini demi mereka yang menyayangi saya dan telah memasang badan untuk saya.

Pertama, seperti yang kami sampaikan di LTWS, saya masuk ke bidang perikanan ini justru dengan niat untuk mengembangkan bidang Aquaculture. Lobster bukanlah satu-satunya hal yang ingin kami kembangkan. Bahkan cara kami akan mengembangkannya adalah dengan sistem ‘ocean forest’ yang akan menciptakan ‘circular economy’ di mana People – Planet – Profit sejajar pentingnya. Rasa nasionalisme saya tersinggung saat mengetahui bahwa Indonesia dengan kekayaan alam dan keberagaman ecosystem yang ada bisa kalah dari Vietnam di bidang pembudidayaan Lobster. Jika anda menonton LTWS, maka anda akan mengetahui juga bahwa:

1. Perijinan ini dibuka untuk 50-100 perusahaan. Kolusi itu masuk akal terjadi jika ada monopoli yang dipertaruhkan. Di bagian mana monopolinya? Terutama jika kami melalui proses pendaftaran sama seperti perusahaan-perusahaan lainnya. Apalagi jika ide untuk memberikan ijin ke sebanyak-banyaknya perusahaan justru datangnya salah satunya dari kami.

2. Fokus kami adalah di pembudidayaan agar Indonesia bisa menjadi superpower di aquaculture terutama di bidang Lobster. Bagian ekspornya hanyalah bagian dari ‘sustainable business model’ karena tidak akan membuat lobster punah (silahkan simak di LTWS), syarat untuk bisa ekspor jelas (melakukan pembudidayaan dan restocking/pelepasliaran – sehingga jumlah lobster bisa dipertahankan bahkan diperbanyak jika kita berhasil dalam pembudidayaan dan pengembang-biakan seperti yang dilakukan oleh Prof EG dengan rekan-rekannya), dan investasi yang dibutuhkan untuk membesarkan lobster sangatlah besar apalagi dari segi pakannya, sehingga membutuhkan pasokan dana yang kuat dan konsisten selama minimal 2 tahun.

3. Dengan usaha ini pun kita mendukung kehidupan para nelayan yang selama ini dirugikan oleh kebijakan yang menyetop keran pendapatan mereka (bahkan bagi beberapa satu-satunya sumber nafkah).

Kami dituduh terlibat dalam korupsi ekspor benur. Pertanyaan saya sederhana:

a. Kasus yang menimpa Menteri KKP adalah soal suap yang dilakukan 1 PT kepadanya dan beberapa orang secara pribadi. Apa hubungannya dengan perusahaan kami?

b. Kami melalui proses pendaftaran untuk ijin sama seperti 60 perusahaan lain yang mendapatkan ijin. Di mana kolusinya?

c. Tidak ada kepercayaan dan wewenang yang secara spesifik hanya diberikan kepada kami. Di mana nepotismenya?

d. Sejak saya dideklarasikan maju di Tangsel, saya tidak lagi terlibat aktif di perusahaan yang tercantum sebagai penerima ijin ekspor benur. Tetapi saya bisa pastikan sampai saat ini perusahaan tersebut belum melakukan ekspor benur SAMA SEKALI. Justru yang baru kami lakukan beberapa minggu lalu adalah PELEPASLIARAN atau RESTOCKING lobster ke alam. Salahnya di mana?

Bagi orang-orang yang sengaja melakukan penggiringan opini, Tuhan tidak tidur. Anda mau melakukan black campaign dengan pencemaran nama baik dan black campaign, itu pilihan anda sepenuhnya. Tapi apakah perlu sampai melakukan pencatutan nama orang ex-ICW dan nama ICWnya itu sendiri demi kredibilitas berita hoax yang dilontarkan? Anda boleh fitnah saya tapi jangan berpikir kalian bisa membohongi rakyat Tangsel.

Bagi adik-adik saya, kawan-kawan, dan semua senior-senior yang katanya mau demo untuk meminta KPK mengusut tuntas kaitannya ekspor benur dengan saya, silahkan! Ikutilah hati nurani kalian untuk menegakkan keadilan di negara ini. Saya percaya masih ada orang-orang yang mau turun ke lapangan tanpa dibayar oleh orang lain demi sebuah ideologi keadilan. Jika kalian perlu kejelasan, mintalah untuk diusut semua perusahaan yang terkait dengan proses pemberian ijin, termasuk semua birokrat yang terlibat dalam pemberian ijin-ijin tersebut. Namun saya hanya minta 1 hal: bertanggung jawablah. Mohon tertib melakukan demo dengan protokol kesehatan dan jika saya terbukti tidak bersalah, jadilah ksatria dan sampaikanlah hal itu kepada orang lain.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua kawan-kawan dan saudara serta pendukung yang telah memberikan dukungan moril bagi saya. Saya tahu banyak dari kalian pasang badan karena kepercayaan yang telah kalian berikan kepada saya. Saya tidak akan lupakan dan saya hanya bisa mendoakan kiranya Tuhan memberkati kalian berkali lipat.

Percayalah, saya tidak akan pernah lelah memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Saya teringat dengan penguatan bahwa lebih tinggi kita beranjak, lebih kencang pula angin menerpa. Saya kuat justru karena saya difitnah.

Selama kita berdiri berdasarkan kebenaran, melangkahlah dengan keyakinan teguh bahwa perjuangan kita tidak akan sia-sia. Semoga dari semua hal yang terjadi, justru masyarakat Tangerang Selatan dibukakan mata hatinya dan ikut memilih di tgl 9 Desember 2020. Semangat! Semoga Tuhan memberkati perjuangan kita bersama.

Rahayu Saraswati D. Djojohadikusumo

(lyra)