Bima Arya Ungkap Biang Kerok Kasus Positif COVID-19 di Bogor Melonjak

Jam : 20:13 | oleh -128 Dilihat
Bima Arya
Bima Arya

Bogor, ToeNTAS.com,- Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor terus melonjak setiap harinya dengan rata-rata tambahan kasus di atas angka 100 per Hari sejak pertengahan Januari 2021.

Dilansir dari detik.com, Satgas COVID-19 Kota Bogor bahkan mencatat, penambahan kasus positif COVID-19 harian di Kota Bogor dalam tiga hari terakhir ini berada di atas angka 150 kasus.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut, melonjaknya kasus positif COVID-19 di Kota Bogor disebabkan oleh lemahnya sistem testing, tracing dan treatment (3T) dan tidak terkendalinya mobilitas warga sehingga terjadi banyak kerumunan. Minimnya SDM (sumber daya manusia) membuat Pemkot Bogor tidak mampu untuk mengimbangi lonjakan kasus.

“Penyebab lonjakan kasus positif Covid-19 pertama adalah, pertama harus kita akui bahwa ada kelemahan dalam sistem yang kita miliki. Kelemahan sistem 3T tracing testing treatment, karena jumlah SDM (sumber daya manusia) kita tidak mampu mengimbangi lonjakan kasus. Kalau ada 100 kasus positif COVID per hari, yang harus diisolasi atau dimonitor itu kan berarti ribuan. (Dengan acuan 1 positif=10 tracing) belum lagi kebutuhan PCR dan sebagainya,” kata Bima Arya di Petumahan Duta Kencana 2, Kota Bogor, Kamis (4/2/2021).

“(Penyebab) kedua adalah mobilitas warga yang semakin tidak terkendali. Warga semakin abai, warga semakin cuek seolah-olah kondisi dan situasinya biasa. Kita melihat bahwa ancaman terbesar adalah ketika warga menganggap covid sebagai flu biasa. Ini bukan flu biasa,” tambah Bima.

Bima menyebut, untuk meningkatkan 3T Pemkot Bogor akan merekrut surveilence baru yang nantinya akan ditempatkan di puskesmas-puskemas di Kota Bogor. Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kelemahan pada sistem 3T sehingga mampu menekan laju penyebaran COVID-19 di Kota Bogor.

“Untuk meningkatkan proses 3T, kita akan merekrut lagi surveilence. Saat ini kuta memiliki 168 surveilence. Secara bertahap kita akan rekrut 300-400 surveilence baru, akan disebar diseluruh puskesmas untuk melakukan peningkatan kapasitas surveilence, testing, tracing dan treatmen serta menambah ruang isolasi,” beber Bima.

Untuk mengurangi mobilitas warga, lanjut Bima, Pemkot Bogor bersama TNI dan Polri akan memaksimalkan dan fokus terhadap pemberlakuan PSBB skala mikro atau tingkat RW.

“Kita akan fokus memberlakukan PSBB skala mikro, jadi ada 450 RW merah dari 797 RW di Kota Bogor, kita akan fokus di RW-RW ini untuk memastikan bahwa disini prokes dilakukan secara maksimal. Jadi di wilayah-wilayah ini TNI dan Polri, aparat Pemkot bersama warga akan betul-betul fokus untuk mengawasi prokes dan proses isolasi,” kata Bima.

Di wilayah RW dengan status zona merah, mobilitas warga akan benar-benar dibatasi. Setiap kegiatan keagamaan, budaya dan sosial yang menimbulkan kerumunan ditiadakan.

Seperti diketahui, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor terus mengalami lonjakan sejak pertengahan Januari 2021. Rata-rata tambahan kasus di atas angka 100 setiap harinya. Satgas Kota Bogor bahkan mencatat rekor tertinggi tambahan kasus positif COVID-19 harian pada Rabu (3/2/2021). Hari itu tercatat 168 kasus positif COVID-19 dalam sehari.

Hingga Kamis (4/2/2021), total kasus positif COVID-19 di Kota Bogor mencapai 9.098 kasus. Dengan rincian, kasus sembuh sebanyak 7.472, kasus meninggal sebanyak 166, dan sebanyak 1.470 orang masih dalam perawatan dan pengawasan oleh tim medis. (Edi)