Jokowi Singgung Politisasi-Diskriminasi Vaksin di Sidang PBB

Jam : 06:04 | oleh -312 Dilihat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung politisasi dan diskriminasi vaksin Covid-19 yang masih terjadi di tengah pandemi saat menyampaikan pidato dalam sidang majelis umum ke-76 PBB.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung politisasi dan diskriminasi vaksin Covid-19 yang masih terjadi di tengah pandemi saat menyampaikan pidato dalam sidang majelis umum ke-76 PBB.

ToeNTAS.com,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung politisasi dan diskriminasi vaksin Covid-19 yang masih terjadi di tengah pandemi saat menyampaikan pidato dalam sidang majelis umum ke-76 PBB. Jokowi mengajak semua pihak untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Kapasitas dan kecepatan antar negara dalam menangani Covid-19 termasuk dalam vaksinasi, sangat berbeda. Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi. Hal-hal ini harus kita selesaikan dengan langkah-langkah nyata,” kata Jokowi dalam tayangan yang disiarkan akun Youtube Kementerian Luar Negeri, Kamis (23/9).

Jokowi mengatakan masyarakat dunia saat ini menunggu jawaban dari Majelis Umum PBB terkait penanganan pandemi Covid-19.

“Kapan masyarakat akan bebas dari pandemi? Kapan ekonomi akan pulih dan tumbuh secara inklusif? Bagaimana mempertahankan planet ini untuk generasi mendatang? Dan kapan dunia akan bebas dari konflik, terorisme, dan perang?” ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyebut semua negara harus menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global. Menurutnya, diperlukan mekanisme baru untuk penggalangan sumber daya kesehatan global, baik pendanaan, vaksin, obat-obatan, peralatan medis, serta tenaga kesehatan secara cepat dan merata di seluruh negara.

“Diperlukan standarisasi protokol kesehatan global dalam hal aktivitas lintas batas negara, misalnya prihal kriteria vaksin, hasil tes, dan kondisi medis lainnya,” katanya.

“Kedua, pemulihan ekonomi global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali, dan antar negara bisa bekerja sama dan saling membantu untuk pemulihan ekonomi. Indonesia, bersama dengan negara berkembang lainnya, membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas, yaitu yang membuka banyak kesempatan kerja, transfer teknologi, peningkatan sumber daya manusia, dan berkelanjutan,” ujarnya menambahkan. (Vita/det.c)