Aylawati Sarwono arek Malang yang terseret kasus foto diduga bersama Gatot Nurmantyo, jago tari Bali dan Jawa

Jam : 07:49 | oleh -880 Dilihat
Aylawati Sarwono memulai karir menari dengan tari Bali. Selain seniwati dia juga seorang pengusaha. Bersama suaminya Jaya Suprana dia mendirikan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Aylawati Sarwono memulai karir menari dengan tari Bali. Selain seniwati dia juga seorang pengusaha. Bersama suaminya Jaya Suprana dia mendirikan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Jakarta, ToeNTAS.com,- Aylawati Sarwono arek Malang sedang ramai menjadi pembicaraan menyusul munculnya foto yang diduga bersama Gatot Nurmantyo.

Aylawati Sarwono ternyata seorang seniwati yang piawai menari Bali dan juga fasih membawakan tarian Jawa.

Bersama sang suami Jaya Suprana mereka mendirikan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 1990.

Sebagai pendiri MURI, Aylawati Sarwono, seorang pengusaha dan penari yang berdedikasi tinggi.

Lahir di Malang, Jawa Timur dan besar dalam keluarga seniman, mengalir pula darah seni dalam raganya.

Berawal dari tari Bali yang membawanya dalam misi kebudayaan bangsa, menyadarkan Aylawati Sarwono bahwa Indonesia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

Bersama Jaya Suprana, ia mendirikan Institut Prestasi Nasional yang merupakan manajemen profesional Museum Rekor Dunia Indonesia.

Mereka juga mendirikan Jaya Suprana School of Performing Arts.

Hal ini dijadikan sebagai komitmen pengabdian untuk mewadahi anak bangsa yang ingin berkarya dan sebagai sarana berbagi ilmu bagi orang banyak.

Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) didirikan pada tanggal 27 Januari 1990 di kawasan perindustrian Jamu Jago, Srondol, Semarang Selatan.

Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) mencatat rekor pertamanya pada tanggal 14 Juli 1990 yaitu Pejalan Kaki Termuda, yang dipegang oleh Vinas V. Lindri Saputri umur 6 tahun dan menempuh jarak 55 Km Semarang-Jakarta selama 26 hari.

Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI) telah mencatat 200 rekor. Diantaranya adalah medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang diraih Susi Susanti.

Pada 2009, MURI menerbitkan Buku Rekor  MURI yang memuat rekor dari tahun 1990 – 2008 MURI.

Awal berdiri berakronim Museum Rekor Indonesia juga mencatat rekor skala dunia dan berganti nama menjadi Museum Rekor-Dunia Indonesia.

Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) menginjak usia 30 Tahun. (lombokinsider.c/Ranti)