Mulai dari Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang merupakan anak didik Abe, hingga masyarakat di media sosial, suasana duka membanjiri negara tersebut. Jepang menyaksikan seorang perdana menteri dibunuh hampir 90 tahun yang lalu, merefleksikan betapa jarangnya kekerasan politik terjadi.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan “belasungkawa terdalam” atas kematian Abe. “Dia adalah teman pribadi, dengan siapa saya menghabiskan banyak waktu.”
Gubernur Tokyo Yurike Koike tampak menahan air matanya dalam jumpa pers sebelum kematian Abe diumumkan. “Saya sangat terkejut. Apapun alasannya, tindakan yang begitu keji tidak dapat dimaafkan. Ini adalah hinaan terhadap demokrasi.”
Koki Tanaka (26 tahun), seorang pekerja teknik informasi di Tokyo, menyuarakan pendapat serupa: “Saya tercengang bahwa hal seperti ini dapat terjadi di Jepang.”