Pelarangan kepemilikan senjata api Jepang tidak mengizinkan penduduk sipil untuk memiliki pistol, dan para pemburu yang memiliki izin hanya dibolehkan untuk memiliki pistol rifle. Para pemilik senjata api di Jepang harus mengikuti sejumlah kelas, lulus ujian tertulis dan menjalani evaluasi psikologi dan pengecekan latar belakang.
Jika ada penembakan terjadi, biasanya itu melibatkan anggota geng “yakuza” yang menggunakan senjata ilegal. Ketika pembunuhan massal terjadi, seperti saat 19 orang tewas dibunuh di sebuah fasilitas untuk orang dengan gangguan jiwa pada 2016, hal itu biasanya dilakukan dengan pisau.
Serangan terhadap politikus juga bukan sesuatu yang biasa terjadi. Hanya segelintir kejadian yang tercatat dalam setengah abad terakhir. Pembunuhan seorang mantan perdana menteri terakhir terjadi pada 1936.
Kejadian yang paling mencuat adalah pada 2007 di mana Wali Kota Nagasaki ditembak mati oleh seorang anggota geng, yang kemudian memicu semakin diketatkannya kebijakan senjata api.
