2 Menteri Jokowi Buka-bukaan Biaya Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Jam : 06:23 | oleh -118 Dilihat
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Jakarta, ToeNTAS.com,- Program makan siang gratis yang dibesut calon presiden (capres) Prabowo Subianto menjadi sorotan. Meski, Prabowo belum resmi memenangkan Pemilu 2024, program ini sudah masuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025.

Memang sejauh ini, Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka memimpin semua hasil hitungan cepat dengan perolehan suara yang telak selisihnya. Anggapan Pemilu 2024 bakal dilakukan satu putaran banyak bermunculan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan rancangan ini sebagai amplop anggaran. Maksudnya, program itu masuk dalam perkiraan penerimaan dan pengeluaran untuk membiayai kegiatan pemerintah. Menurut Airlangga harus dibaca lebih detail program itu masuk ke dalam pos-pos anggaran mana saja.

“Itu kan namanya envelope. Amplop. Amplop anggaran kan harus dibaca detailnya lagi,” beber Airlangga ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (27/2/2024).

Sejauh ini hanya program Prabowo saja yang dibahas dalam RAPBN 2025, padahal ada dua capres lainnya yang memiliki program berbeda-beda namun tidak ikut dibahas satupun oleh pemerintah.

Mengenai hal ini Airlangga tak mau banyak bicara. Dia cuma mengucapkan satu kalimat singkat sambil tersenyum. “Nggak pakai anggaran,” katanya.

Makan Siang Rp 15.000/Anak Cukup?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut mengomentari program makan gratis Prabowo. Biaya makan siang sekali makan untuk program ini direncanakan Rp 15.000 per anak, belum termasuk program pemberian susu gratis.

Budi Gunadi merespons biaya makan yang dipatok Rp 15.000 per anak. Dia tak menyatakan apakah besaran tersebut sudah cukup untuk sebuah porsi makanan yang layak dan bergizi.

“Wartawan kalau makan Rp 15.000 kenyang atau nggak? Kalau di Yogya ya cukup,” sebut Budi Gunadi ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat di hari yang sama.

Bila dilihat dari standar pedoman gizi Isi Piringku yang dibuat Kementerian Kesehatan, Budi Gunadi menilai nampaknya nilai Rp 15.000 jauh lebih besar daripada standar yang ada.

“Mereka pasti lebih besar dugaan saya. Karena makannya lebih banyak. Kalau Isi Piringku kan itu untuk 5 tahun ke bawah,” kata Budi Gunadi.

Budi Gunadi juga menjelaskan sejauh ini makan gratis sebenarnya sudah menjadi budaya di Indonesia. Pemerintah cuma ingin memformalkan hal itu sebagai sebuah kebijakan.

“Teman-teman kan ingat di sekolah-sekolah makan di pesantren biasa diberikan perilaku atau budaya makan bersama atau makan gratis ini sebenarnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia sudah menjadi, sehingga kita formalkan saja,” sebut Budi Gunadi. (d.c/Rahma)