Gejolak Mahasiswa Buntut Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila

Jam : 06:15 | oleh -295 Dilihat
Mahasiswa Universitas Pancasila demo di depan gedung Rektorat, menuntut Rektor ETH dicopot atas dugaan pelecehan seksual
Mahasiswa Universitas Pancasila demo di depan gedung Rektorat, menuntut Rektor ETH dicopot atas dugaan pelecehan seksual

Jakarta, ToeNTAS.com,- Mahasiswa Universitas Pancasila bergejolak. Mereka demonstrasi di kampus memprotes dugaan pelecehan seksual yang menyeret Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH.

Sejumlah mahasiswa mendatangi gedung rektorat pada Selasa (27/2/2024) siang tadi. Mereka memaksa masuk ke dalam gedung rektorat, namun berhasil dihalau oleh pengamanan internal kampus.

Massa berdemo di depan gedung rektorat dengan membawa sejumlah spanduk, di antaranya bertuliskan ‘Kawal ETH Sampai Tuntas’, ‘Tolak Tindakan Pelecehan Seksual di Lingkungan UP’.

Demo mahasiswa sempat memanas menjelang siang hari. Massa membakar ban di depan gedung rektorat hingga asap mengepul.

Tak cukup sampai situ saja. Massa juga bergerak ke depan kampus Universitas Pancasila hingga mengakibatkan Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sempat macet.

Sebagai informasi, sebelumnya pada Senin (27/2), sejumlah mahasiswa juga melakukan unjuk rasa di depan gedung rektorat. Mereka menuntut Rektor ETH dicopot usai dugaan pelecehan seksual terhadap dua orang karyawati.

Rektor ETH dilaporkan ke polisi oleh dua karyawati atas dugaan pelecehan seksual. Salah satu korban inisial RZ mengaku dirinya malah dimutasi dan didemosi usai melaporkan dugaan pelecehan itu ke atasannya.

Pihak Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila sendiri telah mengambil sikap terkait kasus ini. Rektor UP, ETH telah dinonaktifkan.

Massa Sempat Bakar ban hingga Blokade Jalan
Awalnya, demo dilakukan di dalam kampus. Massa sempat berorasi di depan gedung rektorat. Demo sempat ricuh saat massa memaksa masuk ke dalam gedung rektorat. Namun hal ini dicegah oleh pengamanan internal kampus.

“Kenapa yayasan begitu takut kepada mahasiswa? Turun ke bawah atau kita masuk ke dalam tapi bukan perwakilan 10 orang tapi kita semua,” teriak orator.

Demo semakin memanas. Massa membakar-bakar ban di depan gedung rektor. Tak cukup sampai di situ, mahasiswa juga turun ke jalan depan kampus Universitas Pancasila. Imbasnya, lalu lintas di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan macet.

Di depan kampus, para mahasiswa kembali melakukan aksi bakar ban. Asap hitam mengepul. Mereka bersama-sama mengucap ‘Janji Mahasiswa’. Tampak lalu lintas macet dan ruas jalan tak bisa dilintasi kendaraan. Kendaraan pun dialihkan melintas di dalam kampus UP.

Demo mahasiswa di depan kampus tak berlangsung lama. Sekitar pukul 16.45 WIB, massa demo bubar dan lalu lintas kembali normal.

“Sudah sempat blokir jalan, tapi sudah kita buka kembali,” ujar Kapolres Jaksel Kombes Ade Rahmat Idnal kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).

Mahasiswa Tuntut Rektor Dicopot
Dugaan pelecehan seksual yang menyeret rektor ETH memicu demo mahasiswa Universitas Pancasila. Mereka demo di depan gedung rektorat, menuntut rektor ETH dicopot terkait dugaan pelecehan.

Awalnya, massa memaksa masuk ke dalam gedung rektorat dan meminta bertemu dengan pihak yayasan. Namun upaya ini berhasil dicegah oleh pengamanan internal kampus.

Korlap aksi, Dio Marcelino, mengatakan aksi ini menuntut 4 poin. Pertama, meminta Rektor ETH untuk dicopot dari jabatan saat ini.

“Kami tuntutan kami ada empat poin. Satu, dalam penyelesaian proses hukum ini kami menuntut rektor yang sedang menjabat aktif ini untuk dicopot sementara sampai penyelesaian proses hukum ini berlangsung,” kata Dio di lokasi.

Berikut 4 poin tuntutan demo mahasiswa:

1. Dalam penyelesaian proses hukum ini kami menuntut rektor yang sedang menjabat aktif ini untuk dicopot sementara sampai penyelesaian proses hukum ini berlangsung.
2. Menuntut untuk Satgas PPKS untuk memberikan pernyataan sikap, mengingat UP sudah diberikan adanya lembaga independen yang bisa mengatasi penanggulangan PPKS.
3. Menuntut apabila memang sudah dicopot sementara ataupun sudah diberhentikan sementara, Rektor dalam hal ini yang masih menjabat, pihak yayasan harus memberikan Plt.
4. Kalau memang seperti janji dari pihak rektorat bahwasanya kita akan rektor baru. Kami dari mahasiswa menuntut agar rektor baru ini untuk visi misi di depan seluruh citivas akademika untuk memulihkan nama baik kepercayaan kami ke pihak rektor.

Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan
Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPUPP) mengambil sikap terkait dugaan pelecehan Rektor ETH. Kini, Rektor ETH dinonaktifkan.

“Tidak mencopot, tapi menonaktifkan sampai berakhirnya masa bakti Rektor tanggal 14 Maret 2024,” kata Sekretaris Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Yoga Satrio saat dihubungi, Selasa (27/2).

YPPUP mengatakan pihak yayasan telah memanggil Rektor ETH setelah mencuat dugaan pelecehan seksual. Pihak yayasan meminta agar ETH bersikap kooperatif.

“Kemudian yang pertama, Pak Rektor beberapa waktu lalu sudah ketemu dengan yayasan, yayasan minta Pak Rektor kooperatif, ikuti proses di kepolisian. Jadi yayasan mendukung proses kepolisian,” kata Yoga.

Yoga mengatakan YPPUP meminta ETH mengikuti proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian. Ia pun menjamin proses itu berlangsung tanpa intervensi dari pihak manapun.

“Ini proses penyelidikan seperti saya katakan tadi masih ada proses berikutnya penyidikan. Jadi ikuti saja prosesnya, jadi kita jamin proses itu tetap berlangsung tanpa ada intervensi dari pihak manapun juga,” ujarnya.

Yayasan Universitas Pancasila Tunjuk Plt Rektor
YPPUP menyampaikan rasa prihatin atas dugaan pelecehan seksual Rektor ETH. Wakil Rektor I Sri Widyastuti mengatakan pihak yayasan telah menggelar rapat pleno pada Senin (26/2).

Dari rapat pleno tersebut, diputuskan bahwa YPPUP telah mengambil keputusan untuk menonaktifkan Rektor per hari ini, Selasa, 27 Februari 2024,” ujar Sri dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (27/2).

Sri mengatakan, dengan adanya keputusan tersebut, YPPUP menunjuk Wakil Rektor I sebagai Plt Rektor sampai dilantiknya Rektor baru periode 2024-2028. Sampai dengan saat ini, proses pemilihan Rektor masih terus berjalan, dan sudah terdapat delapan kandidat bakal calon Rektor sehingga pemilihan Rektor dapat segera dilaksanakan.

“YPPUP mengimbau agar seluruh pihak serta seluruh sivitas akademika UP agar tetap tenang, menjaga kondusivitas, menghargai proses hukum yang sedang berjalan, mendukung kelancaran proses penyelesaiannya, dengan tetap berpegang teguh pada asas praduga tak bersalah sampai hukum memutuskan bersalah,” tutur Sri.

Rektor UP Bantah Pelecehan
Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH buka suara terkait dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya. ETH membantah tuduhan tersebut.

“Berita tersebut kami pastikan didasarkan atas laporan yang tidak benar dan tidak pernah terjadi peristiwa yang dilaporkan tersebut,” ujar kuasa hukum rektor, Raden Nanda Setiawan, dalam keterangannya kepada Wartawan, Sabtu (24/2).

Raden menyampaikan, setiap orang berhak untuk melapor. Namun ia mengingatkan adanya konsekuensi hukum jika laporan tersebut fiktif.

“Namun kembali lagi hak setiap orang bisa mengajukan laporan ke Kepolisian. Tapi perlu kita ketahui laporan atas suatu peristiwa fiktif akan ada konsekuensi hukumnya,” tuturnya.

Rektor UP Diperiksa 29 Februari
Sedianya, Rektor ETH diperiksa pada Senin (26/2). Namun, ia berhalangan hadir karena ada kegiatan lain di kampus.

“Alasan penundaannya karena di hari yang sama sudah terjadwal ada agenda atau kegiatan yang lain di kampus,” kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (26/2).

Polda Metro Jaya menjadwal ulang agenda pemeriksaan ETH. Rektor ETH akan diperiksa pada Kamis, 29 Februari.

“Iya, (pemanggilan ulang), tanggal 29 Februari 2024,” imbuh Ade Ary. (d.c/Rena)