Jakarta, ToeNTAS.com,- Sebuah video beredar luas soal tudingan kepada Jusuf Kalla (JK) yang disebut sebagai sosok yang berada di balik penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK. Rekaman yang diduga sebagai suara calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto itu juga menyebut KPK berada di bawah kontrol JK.
Dilansir dari detik.com, Video yang beredar ini berdurasi 1 menit 58 detik ini, Sabtu (5/12/2020), menampilkan wajah Danny Pomanto dan kemudian beralih pada sebuah percakapan yang membahas soal penangkapan Edhy Prabowo dan tokoh-tokoh yang diuntungkan dalam penangkapan ini.
Dari rekaman itu, sosok yang bersuara itu ikut membawa nama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Habib Rizieq Shihab.
“Makanya, kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK-Anies, tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik,” ujar sosok yang berada di dalam rekaman itu.
Pada rekaman itu juga disebutkan bahwa penangkapan Edhy Prabowo akan berimbas pada keretakan hubungan Jokowi dengan Prabowo, sehingga momen itu disebut akan menguntungkan JK dan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
“Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi paledi sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi mengkhianati Jokowi. jadi yang paling untung ini JK. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi, kalau kita hafal apa yang dia mau main ini,” ujarnya lagi.
Atas beredarnya video ini, jubir JK, Husain Abdullah, menyebut tuduhan yang dialamatkan kepada JK mengandung unsur fitnah. Husain menyebut pernyataan itu sangat tidak masuk akal.
“Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto sehingga tega-teganya memfitnah seperti. Danny seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan. Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti karena secara budaya dan agama tahu risikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Coba Anda bayangkan, Pak JK di Jakarta dengan segala aktivitas sosial tidak mengusik orang lain, termasuk Danny Pomanto, tiba-tiba dia melontar pernyataan yang tidak masuk akal,” kata Husain saat dimintai konfirmasi terpisah.
“Dari omongan Danny yang begitu lancar tanpa rasa bersalah sedikit pun, mungkin saja Danny sudah biasa menyebar fitnah tentang Pak JK,” imbuhnya.
Yang paling berbahaya, kata Husain, adalah omongan tersebut malah terkesan mengadu domba tokoh nasional dan juga mencoreng nama baik KPK sebagai lembaga terdepan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Masalah yang dimunculkan Danny, menyangkut fitnah kepada Pak JK bahkan Anies dan juga sangat merendahkan KPK yang prestasinya menangkap Menteri KKP, justru dipandang sebagai angin segar bagi penegakan hukum di Indonesia. Danny telah mencederai kerja keras KPK. KPK perlu memanggil Danny Pomanto untuk mengklarifikasi fitnah tersebut,” tegas dia.
Dihubungi secara terpisah, Danny Pomanto pun mengakui bahwa suara tersebut adalah miliknya. Hanya, Danny menyebut perbincangan tersebut hanyalah sebuah analisa politik dan perbincangan lepas dirinya dengan beberapa orang.
“Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya. Dalam rumah saya orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarnya saya korban ini. Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh,” kata Danny kepada wartawan
“Orang tanya bagaimana dampaknya dan saya terangkan tidak ada karena ini konstelasi nasional. Ini perbincangan pribadi, diskusigitu,” imbuh dia.
Dia menyebut pihak yang merekam perbincangan itu adalah tamunya yang sedang berdiskusi dengannya. Langkah selanjutnya, rencananya tim hukumnya akan menindaklanjuti penyebaran rekaman itu.
“Karena itu kan penyebaran dan saya merasa dirugikan. Kan saya dibenturkan dengan orang lain. Orang punya hak untuk punya pendapat dalam rumah saya sendiri, rumah saya itu,” ucapnya.
Berikut isi transkrip lengkap rekaman yang diduga mirip suara Danny Pomanto yang menyindir JK dan membawa nama Jokowi, Prabowo hingga KPK:
Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap, itu berarti JK (Jusuf Kalla). JK-Anies tuh. Maksudnya kontrolnya di JK. Artinya begini, dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua, nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik.
Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq. JK yang main, karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan.
Kedua, Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale di sini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Apalagi, mengkhianati Jokowi. jadi yang paling untung ini JK. Chaplin yang untung. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hafal apa yang dia mau main ini. (mega)