Jakarta, ToeNTAS.com,- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tengah menginvestigasi kematian akibat gagal ginjal akut misterius dan menemukan jejak senyawa berisiko. Hasil riset akan dipublikasikan pekan depan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril, SpP mengatakan bahwa kasus di Gambia terkait dengan senyawa di 4 macam obat batuk. Kekhawatiran serupa muncul di Indonesia, lantaran 206 anak dilaporkan mengalami gagal ginjal akut.
“Kalau melihat diduga hasil penyelidikan di Gambia, Afrika Tengah, dikaitkan dengan senyawa di empat macam obat bapil yang disebutkan BPOM mengandung EG dan DEG,” jelas dr Syahril, dalam konferensi pers, Rabu (19/10/2022).
“Kami belum bisa publish karena masih dalam penelitian,” tambahnya.
Ia juga memastikan bahwa pekan depan, hasil penelitian terkait dugaan penyebab terjadinya kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, baru bisa diungkap ke publik.
“Minggu depan hasil penelitian kita publish, kira-kira dugaan kita sebutkan tadi apa, apakah senyawa campuran obat bukan obatnya yang menyebabkan seperti Gambia atau penyebab lain yang menyebabkan gangguan ginjal akut,” beber dr Syahril.
Temuan penyelidikan sejauh ini bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ahli farmakologi, hingga Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), ada jejak senyawa yang berisiko menyebabkan gagal ginjal akut pada obat yang dikonsumsi pasien.
“Dalam pemeriksaan dari sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, sementara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan AKI (Accute Kidney Injudy) ini, saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti faktor risiko lainnya,” kata dia. (d.c/Roni)