Nelayan di Selayar Tewas Terkena Ledakan Bom Ikan, Jasad Ditemukan Tak Utuh

Jam : 06:56 | oleh -132 Dilihat
ilustrasi mayat
ilustrasi mayat

Kepulauan Selayar, ToeNTAS.com,- Nelayan bernama Mading (28) di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tewas diduga karena terkena ledakan bom ikan. Jasad korban ditemukan tidak utuh.

“Laporan Kapolsek Taka Bonerate, diduga terjadi insiden terkena ledakan bahan peledak (bom ikan) saat melakukan penangkapan ikan,” ujar Kapolres Kepulauan Selayar AKBP Ujang Darmawan Hadi Saputra kepada Wartawan, Kamis (2/5/2024).

Insiden terjadi di perairan Taka Tambuna, Desa Tambuna, Kecamatan Taka Bonerate, Rabu (1/5/2024). Saat itu, korban dan empat rekannya pergi melaut untuk menangkap ikan menggunakan jolloro atau perahu bermesin.

“Sekitar pukul 07.00 Wita, Mading bersama empat orang rekannya menggunakan jolloro melaut mencari ikan. Namun, hingga pukul 19.00 Wita mereka belum juga kembali ke daratan,” bebernya.

Pemerintah setempat dan warga kemudian melakukan pencarian di sekitar perairan Taka Tambuna di sebelah timur daratan Desa Tambuna. Korban kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal pada Kamis (2/5) sekitar pukul 10.00 Wita.

“Sekitar pukul 10.00 Wita ditemukan mayat Mading yang sudah tidak utuh dengan kepala dan lengan kanan hilang. Mayat lalu dibawa ke daratan dan sekitar pukul 12.30 Wita dimakamkan di TPU Desa Tambuna,” terangnya.

Ujang mengungkap dari laporan Polsek Taka Bonerate, rumah Mading dalam keadaan kosong. Istri dan anaknya diperkirakan pulang ke kampung halamannya di Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Sementara, empat rekan Mading yakni Ical (30), Basri (27), Sopyan (24), dan Aril (18), tidak kembali ke Dusun Kampung Baru, Desa Tambuna. Mereka diduga melarikan diri ke sanak saudara di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

“Saya telah memerintahkan Kapolsek Taka Bonerate untuk melakukan penyelidikan untuk kejadian ini,” kata Ujang.

Ujang pun menyayangkan peristiwa ini kembali terulang dan memakan korban. Dia mengungkap pada kasus sebelumnya, keluarga dan saksi-saksi menghilang atau bungkam pascakejadian.

“Padahal, korban adalah masyarakat sendiri, yang seharusnya semua pihak bersama dalam upaya mencegah kejadian seperti ini terulang kembali,” ucapnya. (d.c/Roni)