Peningkatan Volume 1000 Ton Perhari Problem Sampah Kota Depok Harus Ada Solusi

Jam : 14:34 | oleh -91 Dilihat

DEPOK, ToeNTAS,-  Bicara soal sampah, dinegara manapun itu, memang akan selalu jadi problem kita. Khususnya di Indonesia, sampah adalah masalah yang telah menjadi momok serius di setiap-kota seluruh Indonesia. Tidak terkecuali pula dengan Kota Depok. Setiap tahunnya beban sampah selalu mengalami peningkatan. Mau itu yang dihasilkan dari sampah rumah tangga, sampah pasar, perkantoran, usaha industri, atau pun dari lainnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala UPT TPA Cipayung Ardan, pada tahun 2018 saja sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (UPT TPA) Cipayung mencapai 850 – 900 ton per-hari, tapi kini sudah 1000 ton per-harinya.

Dalam diskusi yang disisipi tanya jawab dengan Lembaga Kajian Sekber Wartawan (LKSW) Kota Depok, Rabu (19/6) Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan dikantornya mengakui adanya penambahan tonasi pembuangan sampah ke TPA Cipayung.

“Ada penambahan pembuangan sampah ke TPA Cipayung tiap tahunnya, hingga kini tidak kurang 1000 ton per-hari,” ungkap Ardan.

Kenaikan tonasi pembuangan sampah ke TPA Cipayung, menurut Ardan dikarenakan adanya faktor pertumbuhan penduduk Kota Depok, sehingga produksi sampah jadi bertambah.

Indikator meningkatnya volume sampah, dilihat dari jumlah penduduk. Sebab satu orang saja bisa menghasilkan sampah minimal 0,6 Kg.

“Sebanyak 0,6 Kg sampah untuk satu orang, lalu dikalikan jumlah penduduk Kota Depok sekitar 2 juta jiwa. Belum lagi sampah yang dibawa bukan dari warga Depok,” jelas Ardan lagi.

Menanggapi hal itu, Putra Gara selaku direktur LKSW berharap penanganan sampah di Kota Depok harus segera ditangani dengan serius. Mengingat Depok adalah juga dikenal sebagai kota satelitnya ibu kota, tentu akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan pembangunannya.

“Kita harus dapat menyelesaikan problem sampah ini mulai dari hulu, hingga ke hilir sehingga Depok tidak banjir sampah. Karena TPA Cipayung sebagai hilir dari sampah Depok sudah begitu menggunung dan dikhawatirkan akan bisa terjadi longsor gulungan sampah. Bila itu terjadi yang dirugikan tentu masyarakat sendiri, terutama yang berada dekat TPA Cipayung,” tegas Gara panjang lebar.

Gara juga menuturkan kalau LKSW memiliki program yang bisa menjadi solusi untuk menjawab permasalahan sampah di kota Depok, dengan membuat pola pengelolaan sampah dari tingkat Kecamatan dan Kelurahan, sehingga sampah sudah bisa dihabisi sampai di setiap kecamatan.

“Hal ini memang perlu keseriusan. Selain harus menggunakan teknologi modern yang dapat mengelola sampah, kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan,” ujar Gara lagi.

Pengelolaan sampah tepat guna menjadi salah satu program kerja LKSW yang mungkin bisa bersinergi dengan Pemkot Kota Depok umumnya, dan UPT sampah khususnya.

“Ini memang tidak mudah dan perlu waktu, tetapi kita harus mampu menjawabnya,” tandas Gara mengakhiri. (Goes/Inge)