Mendekatkan Hubungan Anak dan Orangtua lewat “Ma, Curhat!”

Jam : 23:17 | oleh -100 Dilihat

ToeNTAS.com,-

Anak      : Mama pulang kerja jam berapa hari ini?
Mama   : Jam 4 sore kak, tapi mama sudah siapkan camilan untuk kakak.
Anak      : hHmmm… tapi aku mau curhat sama mama, bukan minta cemilan.
Mama   : Curhat? Curhat apa kak? Yaudah iya, nanti mama usahakan pulang lebih cepat ya kak.”

Ayah dan bunda, dari judul dan sedikit percakapan di atas tentu tau dong artikel kali ini membahas tentang apa. Ya benar sekali, kali ini kita membahas tentang curhat.

Istilah curhat ini merupakan kegiatan yang menceritakan isi hati tentang masalah atau hal apapun yang sedang hadapi kepada orang terdekatnya, yang akhirnya melahirkan istilah curahan hati atau disingkat curhat.

Curhat bisa berlaku bagi siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sampai kakek nenek. Namun, yang paling sering melakukan curhat ini adalah wanita.

Berbicara tentang curhat, ini akan berkaitan dengan konteks “keterbukaan dan komunikasi”. Artinya, bagaimana seseorang bisa terbuka kepada orang lainnya, tanpa ada rasa malu, canggung, dan sebagainya. Bisa antara teman, antar saudara, antar anak dan orangtua.

Tapi, apa jadinya jika anak enggan curhat dengan orangtua? Sedangkan, membangun komunikasi dengan anak haruslah menyenangkan supaya membuat anak terbiasa curhat apa saja kepada orangtuanya.

Kebiasaan curhat yang dibangun, tentunya dapat membuat keterbukaan dan komunikasi yang baik akan bisa melekat hingga remaja.

Orangtua, sudahkah Anda menjadi teman curhat anak Anda?

Curhat akan lebih baik jika dikenalkan pada anak sejak dini. Seperti curhat tentang bagaimana anak saat di sekolah kemudian belajar dan bermain bersama temannya. Bisa jadi anak ingin bercerita tentang saudaranya, atau ajak anak bercerita tentang hal-hal lainnya.

Namun, ketika anak sedang bercerita, usahakan untuk memperhatikan dan mendengar, kemudian berikan respon yang terbaik.

Karena jika anak bercerita, namun orangtua tidak mendengar, seperti sibuk kerja atau bahkan main hp, kemudian hanya memberikan respon seadanya atau malah respon yang tidak berkaitan dengan cerita anak, tentu akan membuat anak bingung.

Buat apa orangtua membuat anak bercerita, namun akhirnya dicuekin? Kasian si anak dong.

Anak akan berpikir bahwa orangtuanya mengabaikannya saat dia akan menceritakan hal-hal baiknya. Kemudian si anak akan berhenti bercerita kepada orangtua dan memilih curhat kepada orang lain. Mau seperti itu?

Orangtua, relakah saat anak anda sudah tumbuh besar, namun tidak menjadikan Anda sebagai teman curhatnya?

Orangtua mana yang rela anaknya lebih dekat dengan orang lain seperti kakek nekek atau bahkan teman-temannya. Misalkan hal kecil seperti makanan kesukaan anak saja orangtua tidak tau, apa lagi hal besar lainnya.

Kasian sekali kalian sebagai orangtua jika seperti itu. Bagaimana tidak, orangtua yang sudah melahirkan dan memenuhi segala kebutuhannya, namun anak malah nyaman dengan orang lain.

Kalau sudah seperti ini, apa kalian marah jika mengetahui hal tersebut? Kenapa harus marah, itu juga akibat dari apa yang sudah kalian lakukan sebelumnya.

Orangtua, bagaimana agar anak bisa menjadikan Anda teman curhat?

Orangtua harus mengerti seperti apa tipe anaknya ini, periang ataukah pemalu? Karena, membuat anak curhat itu juga memiliki langkahnya. Anak yang periang akan lebih mudah untuk mengungkapkan apa yang ingin dia ceritakan.

Namun berbeda dengan anak yang pemalu, dia akan lebih pendiam dan lebih mengamati sekitarnya. Namun, orangtua juga harus tahu bagaimana memancing anak pendiam ini agar bisa cerita, karena ini akan berpengaruh pada perkembangan bahasanya.

Jadi, pesan bagi orangtua adalah yuk jadi tempat curhat terbaik bagi anak. Karena dengan menceritakan atau mencurahkan perasaannya, anak akan melatih perkembangan bahasa, anak akan melatih mengolah emosi untuk bercerita, dan yang paling terpenting adalah dapat membuat anak dan orangtua menjadi dekat.

Karena, ketika anak akrab atau dekat dengan orangtuanya, orangtua akan lebih mudah untuk mengetahui apa saja yang dilakukan anak. Anak pun akan dengan mudah mendengarkan perkataan-perkataan Anda. (kom.c/H)