3 Alasan Minyak Goreng Kedelai Dianggap Lebih Sehat

Jam : 09:14 | oleh -211 Dilihat
Di antara banyaknya varian minyak goreng, minyak kedelai diklaim sebagai minyak yang sehat. Berikut tiga keunggulan minyak kedelai.
Di antara banyaknya varian minyak goreng, minyak kedelai diklaim sebagai minyak yang sehat. Berikut tiga keunggulan minyak kedelai.

ToeNTAS.com,- Makanan renyah yang digoreng adalah salah satu favorit orang Indonesia. Namun untuk menghasilkan makanan renyah, minyak goreng yang dibutuhkan pun tak sedikit.

Saat ini, banyak orang mulai beralih memilih minyak goreng yang sehat. Dari minyak canola, minyak zaitun (olive oil), sampai minyak kedelai.

Dilansir dari cnnindonesia.com, Salah satu yang tengah populer saat ini adalah minyak kedelai. Minyak ini merupakan minyak nabati yang diekstrak dari biji kedelai. Minyak ini diklaim sebagai salah satu minyak sehat karena dianggap aman untuk jantung, kulit, dan juga tulang.

Ahli gizi dan nutrisi Seala Septiani mengungkapkan ada beberapa alasan mengapa minyak goreng kedelai dinilai lebih sehat.

1. Bebas kolesterol

“Yang pertama, minyak goreng yang sehat itu ketika dia bukan sumber kolesterol. Munculnya kolesterol ini menjadi pertanda adanya penyakit,” kata Seala saat peluncuran minyak goreng kedelai Sania Royale Soya Oil.

“Minyak goreng terbuat dari bahan nabati yang bebas kolesterol. Sedangkan kolesterol hanya ada pada sumber hewani.”

Tak dimungkiri kalau kolesterol tidak bisa dianggap enteng, karena kolesterol berkontribusi besar pada terjadinya penyakit Jantung koroner dan stroke. Mengingat saat ini keadaan tidak menentu, melindungi diri dengan pola makan sehat harus diutamakan.

2. Kaya PUFA yang baik untuk kesehatan

Selain itu, minyak goreng kedelai juga dinilai lebih sehat karena kaya akan lemak tak jenuh yang baik, yaitu PUFA (polyunsaturated fatty acids) dan MUFA (monounsaturated fat acids). PUFA adalah asam lemak yang memiliki rantai panjang yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap. Ada dua jenis asam yang termasuk lemak tak jenuh ganda, yaitu asam lemak omega-3 dan asam lemak omega-6.

“Bahkan beberapa minyak, termasuk minyak kedelai adalah sumber lemak baik bagi tubuh, yaitu PUFA dan MUFA, yang di dunia medis dianggap jenis asam lemak terbaik dengan manfaat untuk pencegahan penyakit degeneratif misalnya jantung dan stroke.”

3. Titik asap tinggi (high smoke point)

Titik asap minyak adalah suhu di mana lemak dalam minyak mulai terurai (putus) dan teroksidasi. Hal ini akan menyebabkan pembentukan senyawa berbahaya yang disebut radikal bebas.

“Titik asap penting suhu tertinggi di mana panas mungkin merusak lemak tersebut, sehingga putus ikatannya jenuh,” ucap Seala.

Minyak kedelai memiliki titik asap yang relatif tinggi sekitar 230 ° C. Ciri-ciri minyak yang rusak itu kalau sudah mulai berasap

Mengutip berbagai sumber, minyak zaitun extra-virgin yang tidak dimurnikan memiliki titik asap sekitar 191°C, sedangkan minyak canola memiliki titik asap 220-230°C.

Hal ini membuat minyak kedelai menjadi pilihan yang baik untuk metode memasak dengan panas tinggi seperti memanggang, memanggang, menggoreng, dan menumis, karena dapat menahan suhu tinggi tanpa rusak.

“Minyak goreng ini diproduksi dari 100 persen kacang kedelai alami dengan teknologi High Smoke Point, yaitu kemampuan mencapai titik berasap hingga suhu suhu 230°C sebelum komponen minyak pecah sehingga menjadi jenuh dan berubah menjadi komponen radikal bebas,” ucap Nuri Rialen selaku Head of Marketing Sania Royale Soya Oil.

“Dengan High Smoke Point, minyak kedelai ini cocok untuk metode memasak yang membutuhkan panas tinggi, seperti memanggang, membakar, dan menggoreng.”

Meski aman dipakai untuk menggoreng ataupun deep fried tanpa mengubah rasa makanannya, untuk hidup yang lebih sehat, Anda bisa menggunakan minyak goreng dengan cara lain misalnya dipakai sebagai dressing salad atau campuran untuk membuat kue, atau pun menumis dengan minyak sedikit.

“Kunci pola makan baik adalah makan seimbang, jenis makanan variatif, porsinya tepat tidak berlebihan, sehingga semua kebutuhan nutrisi dalam 1 hari sangat mungkin terpenuhi dari makanan sehari-hari. Untuk menjaga kolestrol tubuh, aktivitas fisik juga penting diperhatikan” kata Seala. (wati)