Asa Pengusaha Hotel di Tengah Larangan Mudik

Jam : 21:33 | oleh -157 Dilihat
foto
foto

ToeNTAS.com,- Sejumlah pengusaha hotel dan restoran berharap okupansi kamar masih terjaga di tengah larangan mudik lebaran tahun ini. Pasalnya, aktivitas pariwisata tetap diperbolehkan dan perjalanan dengan kendaraan pribadi tak dilarang.

Dilansir dari cnnindonesia.com, Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar, misalnya, mengatakan larangan mudik memang akan menyebabkan hilangnya pasar dari segmen pemudik yang biasanya menyeberang dari Merak ke Provinsi Lampung.

Namun, pangsa pasar dari segmen wisatawan asal Jabodetabek tak hilang. Hingga saat ini, lanjut Ashok, seluruh hotel di Banten juga tetap membuka layanan pemesanan kamar untuk libur lebaran. Ia memprediksi sekitar 50 persen dari 7 ribuan hotel di sepanjang Anyer hingga Lebak Banten akan terisi.

“Pariwisata Banten ini lebih ke leisure pasarnya Jabodetabek. Jadi kalau 50 persen terisi saja ada sekitar 3 koma sekian ribu kamar yang terisi,” ujarnya kepada Wartawan, Senin (12/4).

Kendati demikian, bagaimana pun hilangnya segmen pemudik tetap dirasa memberatkan mengingat pangsa pasarnya cukup besar jelang lebaran, yakni sekitar 20-30 persen. Di samping itu, wisatawan asal Lampung di libur lebaran juga akan berkurang lantaran angkutan penyeberangan berhenti beroperasi.

“Pengaruhnya ada di Lampung karena rata-rata mereka kan liburan enggak mau di dalam kota, jadi ke Banten daerah lain. Nah, impact di situ. Lampung itu kita akan kehilangan sekitar 20-30 persen itu,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah tak terlalu ketat memberlakukan pembatasan kendaraan ke luar kota untuk tujuan wisata. Hal ini diperlukan agar pariwisata bisa tetap bergeliat dan melayani warga Jabodetabek yang tak dapat mudik.

“Semua hotel di Banten rata-rata juga sudah punya CHSE. Harapan kami bukan saja melindungi pelanggan tapi juga karyawan. Saya pikir okupansinya akan naik sedikit dari tahun lalu,” tuturnya.

Senada, Ketua PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantoro juga memprediksi adanya kenaikan okupansi hotel dan restoran menjelang hingga libur lebaran. Kenaikan tersebut berasal dari kegiatan staycation hingga kegiatan buka bersama.

Namun ia belum dapat memprediksi berapa kenaikan tingkat okupansi hotel dan restoran pada periode tersebut. “Tapi yang pasti kalau mudik dilarang tapi wisata boleh hotel tetap buka, pasti ada kenaikan karena libur panjang dan THR dibayarkan full,” terangnya. (Egi)