Bahaya Sakit Maag yang Tak Kunjung Sembuh

Jam : 06:32 | oleh -382 Dilihat
ilustrasi
ilustrasi

ToeNTAS.com,- Istilah maag merujuk pada kondisi luka atau iritasi di tukak lambung. Sakit maag biasanya ditandai dengan gejala bervariasi, misalnya nyeri atau panas pada bagian tengah perut.
Pada sebagian orang, maag mungkin kerap terjadi. Namun, Anda patut waspada saat maag tak kunjung sembuh meski sudah diobati.

Apa bahaya saat maag tak kunjung sembuh?

Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia yang juga berpraktik di Departemen Penyakit Dalam RSCM, Irsan Hasan mengingatkan bila sakit maag tak kunjung sembuh meski sudah diobati, ini bisa jadi gejala kanker hati.

“Tidak selalu mudah membedakan kanker hati dan maag,” kata Irsan, seperti dikutip Antara.

Untuk memastikan kondisi pasien yang sebenarnya, perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti USG hati, pengukuran AFP (Alfa Feto Protein) dan PIVKA II (Protein Induced by Vitamin K Absence or Antagonist).

Jika pasien diduga kanker hati, metode pemeriksaan tambahan lainnya untuk mendukung diagnosis meliputi biopsi hati, MRI abdomen dan CT-scan abdomen.

Pada umumnya, menurut Irsan, kanker hati tidak bergejala sampai stadium lanjut. Namun sebagian orang dengan kanker hati bisa mengalami gejala seperti:

– nyeri pada perut
– perut membesar
– kulit dan mata menguning
– mudah memar
– perdarahan
– dan berat badan turun tanpa alasan jelas.

Irsan mengatakan, kanker adalah penyakit progresif yang semakin lama semakin memburuk, sedangkan penyakit maag hilang dan timbul.

Jadi, jika rasa sakitnya tak kunjung hilang dan makin memburuk meski sudah diobati, segera periksakan ke dokter untuk menjalani USG dan endoskopi.

Seseorang juga harus waspada bila berat badan semakin turun tanpa alasan yang jelas.

“Kalau kanker semakin besar, berat badan turun. Jadi kalau merasa sakit maag terus menerus dan badan semakin kurus, hati-hati,” ujarnya.

Dengan jumlah kasus yang mencapai 21.392 orang pada tahun 2020, kanker hati adalah salah satu kanker yang paling tinggi menyebabkan kematian di Indonesia.

Kanker hati juga penyebab kematian karena kanker peringkat ke-4 di Indonesia dengan angka prevalensi 5 tahun sebesar 22.530 kasus.

Karsinoma sel hati (hepatoselular karsinoma/HCC) merupakan salah satu tipe kanker hati utama yang paling umum dengan prognosis (perjalanan penyakit) yang buruk.

Di dunia, terdapat sekitar 750 ribu orang per tahunnya terdiagnosis karsinoma sel hati (HCC) dan umumnya sudah pada stadium lanjut. Di Indonesia, insiden karsinoma sel hati terjadi pada 13,4 per 100 ribu penduduk.

Kanker hati berisiko pada orang-orang tertentu, yakni kelompok orang yang punya penyakit hati seperti sirosis dan hepatitis B atau hepatitis C.

Irsan kemudian mengatakan, pasien dengan penyakit hati kronis walau fisiknya terlihat baik-baik saja tetap harus dalam pengawasan dan rutin memeriksakan diri sebelum terlambat.

Kanker hati juga berisiko untuk orang-orang yang memiliki riwayat genetik penyakit tersebut.

Pencegahan kanker hati bisa juga dilakukan dengan vaksinasi hepatitis untuk bayi, skrining ibu hamil untuk memastikan virus hepatitis tidak tertular kepada bayi.

Sebab, masalah kanker hati besar di Indonesia karena tingkat hepatitis juga tinggi.

Kementerian Kesehatan RI mengintensifkan upaya pencegahan secara dini penularan hepatitis atau peradangan pada hati (lever) yang saat ini diperkirakan angka kasusnya sekitar 18 juta jiwa.

Sebanyak 2,5 juta orang di antaranya adalah penderita Hepatitis C. Eliminasi Hepatitis pada ibu ke anak ditargetkan tercapai pada 2022. Sedangkan eliminasi Hepatitis B dan C ditargetkan tercapai pada 2030.

Hepatitis B dan C adalah salah satu faktor risiko karsinoma sel hati, 90 persen dari kasus kanker hati primer.

Jika vaksinasi telah dilaksanakan secara baik, menjaga gaya hidup menjadi langkah selanjutnya mencegah kanker hati. Makanan berlemak dan obesitas juga harus dihindari, begitu pula aktivitas yang minim gerak. (Rista)