Derita Warga Rusun Marunda: Air Bersih Sulit, Udara Bersih Juga Sulit

Jam : 15:29 | oleh -352 Dilihat
Rusun Marunda
Rusun Marunda

Jakarta, ToeNTAS.com,- Penghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, harus menghadapi dua masalah, soal air bersih dan udara bersih. Kedua unsur vital kehidupan itu susah didapat di rusun tersebut.

Sampai hari ini, Kamis (16/2/2023), air bersih masih susah diakses sebagian warga rusun. Kesulitan air bersih sudah dirasakan warga sejak sekitar dua pekan lalu.

“Udara nggak bersih, air juga susah. Parah,” kata warga Rusun Marunda, Herymias (39), kepada wartawan.

Pencemaran udara sudah menjadi problem lawas di bagian timur laut Jakarta ini. Sebagaimana diberitakan wartawan tahun lalu, warga Marunda dihinggapi penyakit karena udara tak bersih.

Pada Maret 2022, warga Marunda kena dampak abu polusi batu bara berupa infeksi saluran napas atas (ISPA), dermatitis atau radang kulit, hingga gangguan mata atau konjungtivitas. Demikian laporan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara saat itu.

Terlepas dari laporan itu, tentu saja polusi abu batu bara tidak sehat bagi manusia. Mereka juga berdemonstrasi menuntut penyelesaian masalah lingkungan ini ke hadapan Gubernur Jakarta saat itu, Anies Baswedan.

Betapa tidak teriak warga di sini? Bahkan sekolah SD juga terganggu dan menjadi lingkungan tidak sehat. Salah satu siswa harus menjalani operasi transplantasi kornea mata akibat cemaran abu batu bara. Debu batu bara di ruang kelas bisa mencapai 1 cm. Bayangkan jika debu ini masuk paru-paru anak-anak kecil.

Dermaga bongkar muat batu bara PT KCN menjadi biang keroknya. Jarak antara dermaga dan tempat warga, termasuk SDN 05 Marunda, relatif berdekatan.

Pada 17 Juni 2022, izin PT KCN dicabut oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta gara-gara pencemaran itu. PT KCN dinilai tidak menjalani sanksi administratif yang telah dikenakan sebelumnya. KCN diharapkan menghentikan seluruh kegiatan bongkar muat batu bara.

Oktober 2022, warga Rusun Marunda batuk-batuk akibat pencemaran batu bara. “Pada tanggal 21 Oktober telah terjadi kembali pencemaran debu batu bara di wilayah Rusunawa Marunda dan sekitarnya,” kata pengurus Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM), Cecep Supriadi, kepada wartawan saat itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan udara Marunda tak bisa bersih dari cemaran abu batu bara. Soalnya, kawasan Marunda dikepung industri yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.

“Kami Dinas LH sedang meletakkan SPKU, stasiun pemantau kualitas udara di Marunda, sehingga kita memantau industri di sana yang masih menggunakan batu bara. Tapi memang, karena kawasan industri, tidak mungkin bersih 100 persen dari batu bara,” kata Asep kepada wartawan, 9 Desember 2022.

Sampai kini, kata warga Rusun Marunda, udara di lingkungannya tidak bersih. Selain itu, penghuni Rusun Marunda makin menderita dengan sulitnya akses air bersih.

Ketua RT 10 di rusun ini, Abidin, mengatakan ada 100 keluarga di RT-nya yang mengalami kesulitan air selama dua minggu lebih. Kegiatan mandi, cuci baju, hingga cuci piring menjadi sulit dilakukan.

Warga kemudian mengambil air dari keran umum lantai bawah tower Rusun Marunda yang tidak mengalami kesulitan air. Mereka juga mengambil air dari keran sanak famili di unit lain yang kebetulan sedang tidak kesulitan air.

Warga mengandalkan tangki PAM Jaya yang datang dan segera kosong tak sampai hitungan sejam karena suplainya kurang. Kini, PAM Jaya menjanjikan akan menyuplai lebih banyak lagi truk tangki air bersih untuk warga Marunda, sembari membangun reservoir air sebagai solusi, lokasi reservoir ada di sekitar Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, berjarak 1,5 km dari Rusun Marunda.

“Sementara sampai pembangunan reservoir komunal, kita mengirimkan perbanyak tangki,” kata Direktur PAM Jaya, Arief Nasruddin, kepada wartawan, Rabu (16/2) kemarin. (d.c/Lisa)