Rusia Ingatkan AS: Setop Kirim Lebih Banyak Senjata ke Ukraina!

Jam : 20:09 | oleh -447 Dilihat
ilustrasi
ilustrasi

ToeNTA.com,- Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina yang diinvasi pasukan Moskow sejak akhir Februari lalu. Disebutkan Rusia bahwa pasokan senjata dari AS bisa memperburuk situasi konflik di Ukraina.

“Kami menekankan situasi ini tidak bisa diterima ketika Amerika Serikat menuangkan persenjataan ke Ukraina, dan kami menuntut diakhirinya praktik ini,” tegas Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov dalam wawancara dengan televisi Rossiya 24, seperti dilansir Reuters, Senin (25/4/2022).

Antonov mengatakan bahwa nota diplomatik resmi telah dikirimkan ke Washington DC untuk menyampaikan kekhawatiran Rusia. Dia juga menyebut pasokan senjata dari AS akan semakin memperburuk situasi dan meningkatkan risiko konflik.

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken baru saja berkunjung ke Ukraina dan bertemu langsung dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kiev.

Dalam kunjungan itu, keduanya mengumumkan bantuan militer tambahan senilai US$ 713 juta (Rp 10,2 triliun) dari AS untuk Ukraina dan beberapa negara lainnya di Eropa yang mengkhawatirkan agresi Rusia.

Pada awal April ini, Presiden Joe Biden mengumumkan bantuan militer tambahan senilai US$ 800 juta untuk Ukraina, yang memperluas cakupan sistem yang diberikan dengan menyertakan artileri berat.

Zelensky diketahui meminta pemimpin AS dan negara-negara Eropa untuk memasok persenjataan dan peralatan militer yang lebih berat. Ribuan orang dilaporkan tewas dan jutaan orang lainnya terpaksa mengungsi sejak Rusia mengirimkan pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari lalu.

Invasi ke Ukraina itu juga memicu kekhawatiran adanya konfrontasi lebih luas antara Rusia dan AS — sejauh ini dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Presiden Vladimir Putin menyatakan ‘operasi militer khusus’ di Ukraina diperlukan karena AS menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus membela orang-orang berbahasa Rusia yang dipersekusi di Ukraina.

Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia telah memulai perang agresi yang tidak beralasan. (Aira)